Network
Portal Pati – Dimasa pandemi covid 19 banyak sekali maslah yang timbul, mulai dari masalah kesehatan, ekonomi, social masyarakat bahkan pendidikan.
Dalam menyiasati ekonomi di masa pandemi covid 19 ini banyak yang mencoba dengan berbagai cara, pemberlakuan PKKM pun menjadi salah satu menurunnya harga jual bebagai barang konsumsi menurun drastic.
Salaha satunya adalah penjualan ayam hidup, banyak kemitraan ayam boiler yang menjerit, Eva (28) salah satu karyawan kemitraan boiler mengtakan “harga jual ayam berkisar diantara Rp 7500 sampai dengan Rp 12.000”, hal ini menyebabkan kerugian yang mendalam.
“banyak sekali kemitraan yang sulit menjual ayam karena Penyekatan PPKM di Jalur Pantura” ujar eva, hal itu terjadi karna daya konsumsi masyarakat yang menurun dan penyekatan jualan bahan jadi ayam seperti pedagang UMKM.
Harga ayam juga di pengaruhi daya beli konsumen yang menurun, jam malam yang diberlakukan dibeberapa daerah pun menjadi berkurangnya konsumsi masyarakat.
Penjualan ayam pada tanggal 10 – 14 juli 2021 data dari salah satu kemitraan hanya mampu berkisar harga Rp. 7500 dan harga tertinggi di Rp. 12.000 per kilogramnya, hal ini jauh dari kata untung dan kerugian Harga Pokok Produksi (HPP) antara Rp. 10.000 perkilogramnya
Apa bila PPKM ini diperpanjang enam minggu lagi akan lebih banyak yang dirugikan, peternak dan mitra pun akan banyak mengalami kerugian.
Baca Juga: Amalan Sunah Malam Jumat, Hubungan Suami Istri Termasuk? Ini Penjelasannya
Seharusnya pemerintah memberikan beberapa solusi untuk perekonomian di masa PPKM Jawa dan Bali, Dinas terkait harus terjun langsung untuk melakukan analisa sehingga mendapatkan banyak solusi.
