Kenapa Bulan Suro Dianggap Keramat? Ini 7 Sebabnya, Salah Satunya Berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW

30 Juni 2024, 11:45 WIB
Benarkah Bulan Suro atau Muharram Adalah Bulan Sial? Begini Kata Buya Yahya /ilustrasi/

PORTAL PATI - Kenapa Bulan Suro Dianggap Keramat? Ini 7 Sebabnya, Salah Satunya Berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW

Bulan Muharram merupakan salah satu bulan mulia bagi umat Islam.

Di bulan ini, umat Islam dianjurkan berlomba-lomba berbuat kebaikan dan memperbanyak amal ibadah.

Baca Juga: Menyambut Bulan Muharram: Ini Amalan Sunah yang Dianjurkan di Malam Tahun Baru Islam 1 Muharram

Tak hanya umat Islam, masyarakat Jawa pun menganggap bulan Muharram atau bulan Suro sebagai bulan keramat.

Keramat ini diartikan sebagai bulan yang suci atau sakral. Namun, kenapa bulan Suro dianggap Keramat?

Baca Juga: Apa Arti Mimpi Membunuh Ular Menurut Islam? Baik atau Burukkah? Begini Penjelasannya

Hal ini tertuang dalam Buku Misteri Bulan Suro Perspekti Islam Jawa karya K.H. Muhammad Solikhin terbitan 2010, yaitu:

1. Secara teologis religius, bulan Muharram termasuk salah satu dari bulan yang dimuliakan Allah SWT.

2. Rasulullah Muhammad SAW menyatakan bulan Muharram sebagai 'bulan para Nabi'.

Rasulullah juga memuliakan bulan tersebut, terutama pada tanggal 10 atau satu hari sebelum atau sesudahnya.

Di mana menganjurkan berpuasa serta memperbanyak sedekah.

3. Dari sudut pandangan semi historis, bulan Muharram pada tanggal 10 merupakan peringatan hari pertama bagi dunia baru.

Setelah terjadi bencana banjir bandang dan topan badai pada zaman Nabi Nuh. Tepatnya pada 8 Muharram, perahu Nabi Nuh merapat di bukit Judi, Gunung Ararat di Turki.

Kemudian pada 10 Muharram Nabi Nuh bersama pengikutnya yang selamat turun dari perahu, memulai kehidupan di dunia yang baru.

4. Pada 1 Muharram merupakan awal ekspedisi hijrah Nabi Muhammad dari Makkah menuju Madinah. Memang Rasulullah melakukan hijrah baru dua bulan berikutnya.

Tercatat Rasulullah pada 12 Rabi'ul Awal tahun 1 Hijriah baru memasuki Madinah. Setelah hampir 12 hari menempuh perjalanan di malam hari.

5. Bulan Muharram, atas prakarsa Sultan Agung menjadi bulan awal tahun baru bersama-sama antara Islam dan Jawa.

Juga terdapat keyakinan di sebagian masyarakat Jawa, bahwa bulan Muharram adalah bulan kedatangan Aji Saka di tanah Jawa (masa Hindu).

Yakni membebaskan Jawa dari cengkeraman makhluk-makhluk raksasa (banul jan) yang menjajah manusia generasi pendahulu Aji Saka.

Selain itu, bulan tersebut juga diyakini sebagai bulan kelahiran huruf Jawa.

6. Bagi masyarakat di pulau-pulau sebelah selatan Indonesia,
terdapat keyakinan tentang kaitan sakral antara bulan Muharram dengan ratu atau penguasa laut selatan, atau yang lebih dikenal sebagai Ratu Kidul.

7. Pada tanggal 10 Muharram atau Asuro, dalam sejarah Islam pernah terjadi peristiwa yang sangat mengharukan umat Islam.

Di mana terjadi peristiwa pembantaian terhadap 72 anak keturunan Nabi dan pengikutnya, yang ditandai dengan gugurnya Sayyidina Husein secara sangat tidak manusiawi atas restu Khalifah Yazid bin Mu'awiyah.

Peristiwa ini merupakan awal dari serangkaian tindakan pembunuhan untuk membasmi keluarga Nabi Muhammad oeh pihak-pihak Islam politik. Terutama kalangan keturunan dari Abu Sufyan.

Intinya, selain berbagai faktor utama tersebut, masih ada hal lain yang membuat harus memuliakan bulan Muharram dan pada tanggal 10-nya (Asuro).

Karena keyakinan itu pada akhirnya bermuara pada kepasrahan diri dan ketakwaan kepada Tuhan.

Tentunya ekspresi keberagamaan tradisi seperti itu tidak bisa disalahkan begitu saja.***

Editor: Abdul Rosyid

Tags

Terkini

Terpopuler