Sejarah Tradisi Malam 1 Suro di Solo dan Yogyakarta yang Jatuh pada Tanggal 7 Juli 2024

- 30 Juni 2024, 18:45 WIB
Mengenal Tradisi Malam Satu Suro, Kekayaan Budaya dan Spiritual Masyarakat Jawa
Mengenal Tradisi Malam Satu Suro, Kekayaan Budaya dan Spiritual Masyarakat Jawa /ilustrasi/

PORTAL PATI - Inilah kisah sejarah tradisi Malam Satu Suro yang bermula saat zaman Sultan Agung.

Pada saat itu, masyarakat Jawa umumnya mengikuti sistem penanggalan tahun Saka yang diwariskan dari tradisi Hindu.

Sedangkan Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriah (Islam).

Baca Juga: Apa Arti Mimpi Membunuh Ular Menurut Islam? Baik atau Burukkah? Begini Penjelasannya

Untuk memperluas ajaran Islam di tanah Jawa, Sultan Agung berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi kalender Jawa.

Penyatuan kalender ini dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil Akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi.

Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro, bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Dalam perspektif Islam Jawa, kata “Suro” berasal dari kata “Asyura” dalam bahasa Arab yang berarti “sepuluh”.

Kata Asyura di sini merujuk pada tanggal 10 bulan Muharam, yang berkaitan dengan peristiwa wafatnya Sayyidina Husein, cucu Nabi Muhamad di Karbala (sekarang masuk Irak).

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah