Khutbah Jumat: Syukur, Cinta Tanah Air, dan Hari Santri, Peringatan Hari Santri Nasional HSN 2021

- 21 Oktober 2021, 22:42 WIB
Khutbah Jumat amalan pembuka rezeki.
Khutbah Jumat amalan pembuka rezeki. /Pixabay/stratageme2015

حُبُّ الْوَطَن مِنَ اْلِايْمَان

Artinya: “Nasionalisme adalah sebagian dari iman”

Kemudian di era kemerdekaan saat ini, perjuangan yang harus kita lakukan tentu berbeda dengan saat merebut kemerdekaan. Saat ini, cinta tanah air dapat diwujudkan melalui belajar tekun, menjaga lingkungan, saling menghormati dan menghargai sesama meskipun berbeda keyakinan. Kita juga bisa mengisi kemerdekaan dengan belajar agama kepada kiai atau ulama secara mendalam, dan berusaha agar keberadaaanya mendatangkan manfaat untuk masyarakat, bangsa, dan negara.

Terkait cinta tanah air, Allah swt berfirman Al-Qur’an Surat an-Nisa' ayat 66:

وَلَوْ اَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ اَنِ اقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ اَوِ اخْرُجُوْا مِنْ دِيَارِكُمْ مَّا فَعَلُوْهُ اِلَّا قَلِيْلٌ مِّنْهُمْ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ فَعَلُوْا مَا يُوْعَظُوْنَ بِهٖ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَشَدَّ تَثْبِيْتًاۙ

Artinya:”Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)”.

Dalam Tafsir al-Kabir, al-Imam Fakhruddin ar-Razi menyebutkan bahwa Allah menjadikan meninggalkan kampung halaman setara dengan bunuh diri. Hal ini menegaskan bahwa meninggalkan tanah air bagi orang-orang yang berakal adalah perkara yang sangat sulit dan berat, sama sebagaimana sakitnya bunuh diri. Jadi, cinta tanah air merupakan fitrah yang terhunjam sangat dalam pada jiwa manusia.

Rasulullah saw juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas tentang kisah yang menunjukkan kecintaan Rasulullah pada kota Madinah dan menjadi dasar disyariatkannya cinta pada tanah air.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا

Artinya: “Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi saw ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah”. (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah