Teks Khutbah Jumat Pahing 14 Juni 2024: Tiga Siasat Nabi Ibrahim Memperjuangkan Agama Tauhid

- 14 Juni 2024, 01:32 WIB
Contoh khutbah Jumat 3 menit yang bisa Anda jadikan referensi, foto ilustrasi // Pexels/ Adnan Uddin
Contoh khutbah Jumat 3 menit yang bisa Anda jadikan referensi, foto ilustrasi // Pexels/ Adnan Uddin / // Pexels/ Adnan Uddin

Artinya, “Kemudian ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sakit,’” (Q.S. al-Shaffat [37]: 89).

Menurut al-Qusthulani dalam Irsyâd al-Sârî Syarh Shahîh al-Bukhari, yang dimaksud “Aku sakit” dalam pernyataan Nabi Ibrahim a.s. pada ayat di atas bukan sakit secara fisik, melainkan sakit batin karena melihat kaumnya yang terus bercokol dalam kekufuran dan kesyirikan.

Mungkin pula pernyataannya itu memiliki makna waktu mendatang, sehingga bisa dimaknai “Aku akan sakit” sesuai dengan bentuk ungkapan Arabnya, innî saqîm, yang menggunakan bentuk ism fail. Sama halnya dengan makna hadits, “Annaka mayyitun” maksudnya adalah, “Engkau akan mati.”

Sementara itu, Sufyan menafsirkan istilah saqim dengan ‘tha‘un’. Sehingga mengetahui ada orang yang terkena tha‘un, mereka langsung pergi karena takut tertular. Ulama lain menandaskan, kendati memang berbeda dengan situasi yang sebenarnya, namun sebagai sebuah siasat, pernyataan itu tetap dibenarkan, bahkan diperlukan untuk menolak fitnah yang besar karena jika keluar bersama mereka, bukan mustahil Nabi Ibrahim dianggap mendukung aktivitas penyembahan berhala.

Namun yang jelas, Nabi Ibrahim sebelumnya telah memiliki rencana untuk menghabiskan berhala mereka, hanya saja perlu waktu yang tepat untuk mengeksekusinya.

 

Hadirin rahimakumullah

Kedua, siasat Nabi Ibrahim saat menjawab pertanyaan kaumnya yang menuding dirinya telah menghancurkan berhala. Alih-alih menjawab sesuai keinginan mereka, beliau malah menuduh bahwa yang menghancurkan berhala-berhala itu adalah berhala paling besar.

Nabi Ibrahim menghancurkan 72 berhala yang terbuat dari berbagai bahan seperti emas, perak, besi, timah, batu, dan kayu. Satu-satunya yang tidak dihancurkan adalah berhala terbesar yang terbuat dari emas dengan campuran batu permata dan matanya dari batu yaqut.

Setelah menghancurkan berhala-berhala kecil, Nabi Ibrahim lantas meletakkan kapak di leher berhala paling besar tersebut. Harapannya, agar di saat kembali, mereka bertanya-tanya, “Siapa sebenarnya yang menghancurkan berhala-berhala ini. Mengapa engkau (berhala besar) tidak apa-apa dengan kapak bergantung di lehermu.”

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah