Apakah Selat Muria di Jawa Tengah akan Terbentuk Lagi? Viral di TikTok, Ini Sejarah dan Asal-usul Selat Muria

18 Maret 2024, 00:12 WIB
Apakah Selat Muria di Jawa Tengah akan Terbentuk Lagi? Viral di TikTok, Ini Sejarah dan Asal-usul Selat Muria /

Portal Pati - Apakah Selat Muria di Jawa Tengah akan Terbentuk Lagi? Viral di TikTok, Ini Sejarah dan Asal-usul Selat Muria.

Tengah viral di jagat TikTok, apakah Selat Muria di Jawa Tengah akan terbentuk lagi?

Pertanyaan terkait Selat Muria banyak beredar di netizen TikTok lantaran di daerah tersebut hampir selalu banjir, terutama di musim penghujan seperti sekarang.

Baca Juga: Apa Itu Selat Muria? Ini 6 Fakta Menarik Selat Muria, Pernah Memisahkan Kudus, Pati dan Jepara dari Pulau Jawa

Apa itu Selat Muria?

Selat Muria yang diduga berada di Jawa Tengah yang dibuktikan dengan adanya peninggalan Situs purbakala di Pati, Kudus hingga Grobogan Jawa Tengah.

Sejarah mencatat selat Muria menjadi tempat yang penting di Jawa Tengah yang menjadi asal-usul terbentuknya daratan dan pesisir pantai Utara di Jawa Tengah.

Selat Muria yang memisahkan pegunungan Muria dengan pulau Jawa.

Hal itu dibuktikan dari penelitian geologis yang menulis buku berjudul kerajaan-kerajaan Islam di Jawa yang membahas peralihan Kerajaan Majapahit ke Kerajaan Mataram.

Buku itu membahas selat Muria ketika menggambarkan letak geografis Kerajaan Demak yang ada di bibir Selat yang memisahkan pulau Jawa dengan pegunungan Muria.

Berikut ini sejarah dan Asal-usul Selat Muria yang tim ihwal kutip dari kanal youtube @time_travel

Selat Muria merupakan perairan purba yang mengalami pendakalan akibat sedimentasi material dari beberapa sungai yang bermuara di daerah yang kini menjadi Pati, Kudus dan Grobogan.

Pendakalan juga disebabkan oleh longsoran dari letusan gunung Muria.

Sedimentasi selat Muria yang menyatukan Gunung Muria dengan Pulau Jawa terjadi di abad ke 17.

Sebelumnya perairan selat Muria menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai dilewati kapal dagang dari berbagai wilayah.

Perairan ini menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa bagian Barat dan bagian Timur.

Sedimentasi itu dimulai pada abad ke 13 yang ditandai dengan penyusutan debit air.

Material sedimentasi diduga berasal dari Kali Jragung, Tuntang Semarang dan Lusi dan Yuwana yang membawa material tanah dan pasir ke Selat Muria.

Pada abad ke 15 sudah menjadi perairan sempit, meski masih ramai menjadi pusat perdagangan dan transportasi yang dilalui pada abad itu.

Pada abad ke 16 perairan selat Muria menjadi pelabuhan Kerajaan Demak.

Namun akibat sedimentasi yang terjadi terus menerus perairan itu hanya diisi air saat air laut pasang.

Dan diperkirakan pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 selat Muria telah menjadi daratan hingga sekarang.

Bukti daratan ini terbentuk dari perairan yang mengalami sedimentasi bisa dibuktikan dari foto citra satelit, bukti arkeolog, peninggalan budaya masyarakat pesisir masa lampau dan bukti plan teologi.

Hal itu menjadi dasar bahwa wilayah tersebut pernah tertutup air laut.

Sehingga kota-kota yang berada di Pantura yang sekarang menjadi Pati, Kudus dan Jepara pada masa lalu masih berada di bawah laut pada masa keberadaan selat Muria.

Hilangnya selat Muria menjadi faktor penentu Jung Jawa galangan kapal besar sepanjang Rembang Demak menjadi terdampar di tengah daratan tanpa akses ke Laut.

Pada tahun 1627 Tumenggung Pati mengusulkan jalur udara baru dari Demak ke Yuwana meski tidak terlaksana.

Hal itu membuktikan Selat .Muria telah mengecil dan menghilang.

Hingga kantor maskapai perdagangan Hindia Belanda VOC melaporkan pada tahun 1677 melaporkan orang-orang di Mataram tidak lagi memiliki Kapal besar dan tidak lagi memiliki galangan kapal besar.

Ukuran dan kontruksi Jung Jawa membutuhkan keahlian dan materil yang tidak terdapat di banyak tempat.

Oleh karena itu Jung Jawa hanya diproduksi di dua tempat di Pulau Jawa yaitu di pantai Utara Jawa sekitar Cirebon dan Rembang di Selat Muria yang memisahkan pulau Jawa dan Gunung Muria.

Dan di pesisir Kalimantan Selatan terutama Banjarmasin dan sekitarnya.

Kedua Tempat ini sama-sama memiliki hutan jati.

Tetapi galangan kapal di Kalimantan justru menggunakan kayu jati dari Jawa.

Sementara Kalimantan menjadi pemasok kayu Ulin.

Peguyang merupakan pelabuhan besar di abad ke 16 yang menjadi produsen Jawa yang dibuat oleh orang Jawa di sana.

Selat Muria masih menyimpan sejuta misteri selain produksi kapal Jung di Selat Muria.

Ada yang memperkirakan banjir rob di Demak, Pati, Jepara dan Kudus akan menyebabkan selat Muria kembali muncul.***

Editor: Abdul Rosyid

Tags

Terkini

Terpopuler