Melihat Kehidupan Orang Samin, Masyarakat Adat dengan Kebiasaan Unik dan Prinsip Hidup yang Dipegang Teguh

27 Juli 2022, 06:10 WIB
Melihat Kehidupan Orang Samin, Masyarakat Adat dengan Kebiasaan Unik dan Prinsip Hidup yang Dipegang Teguh /

Portal Pati - Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Hingga saat ini ada suku yang tetap bertahan dengan nilai tradisinya dan ada juga suku yang mulai tergeser.

Samin adalah salah satu kelompok masyarakat adat yang tinggal di Blora, Pati, Kudus, dan Grobogan Jawa Tengah.

Baca Juga: Kapan Tahun Baru Islam 2022 Tanggal 1 Muharram 1444 H, Momen Hari Besar Agama Islam, Cek Hari dan Tanggalnya

Sebagai masyarakat yang masih memegang teguh adat dan tradisi kami memiliki ajaran sendiri salah satu ajarannya adalah menjunjung tinggi kejujuran dan tidak bersikap sombong.

Ajaran itu harus dipatuhi oleh orang-orang Samin yang juga dijuluki sebagai sedulur Sikep.

1. Suka bepergian dengan berjalan kaki

Begitu masyarakat adat Samin masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi mereka salah satunya berpergian dengan jalan kaki.

Orang Samin sering berpergian dengan berjalan kaki bahkan untuk perjalanan antar kota sekalipun mereka tetap pejalan kaki.

Baca Juga: PDF DOC Contoh Proposal HUT RI 17 Agustus 2022 untuk Karang Taruna, OSIS, RT, RW, Desa, Sekolah dan Masyarakat

Dilansir dari channel youtube lingkaran, ada satu cerita unik dari pengalaman orang Samin yang pergi berjalan kaki menuju Rembang.

Ditengah jalan Seorang kondektur bus menawarinya untuk naik bus yang ia tumpangi.

Orang Samin itupun menerima tawaran kondektur tersebut dan akhirnya dia masuk bus tujuan Rembang.

Setengah jalan kondektur menagih ongkos bus. Bukannya membayar, orang Samin itu malah tidak mengerti kenapa ia harus ditagih uang.

Baca Juga: Beberapa Larangan yang Tidak Boleh Dilakukan Pada Malam 1 Suro, Jika Tidak Ingin Tertimpa Sial

Kemudian bilang pada kondektur bahwa ia tidak membawa uang kondektur itu akhirnya menurunkannya di suatu tempat namun saat hendak diturunkan ada seorang penumpang yang hendak membayar ongkos perjalanan.

Orang Samin itu justru malah menolak lebih nyaman jalan kaki saja tidak ada yang mengajak bertengkar kata orang samin itu sambil melangkah kaki keluar dari bus.

2. Hidup menyatu dengan alam

Orang Samin hidup menyatu dengan alam sejak dahulu kala.

Pada masa penjajahan Belanda, pernah ada warga Samin yang didatangi petugas pajak Belanda.

Ia hendak menagih pajak warga Samin.

Warga Samin tersebut itu bukannya membayar malah justru keluar rumah dengan membawa Cangkul dan sekantung uang.

Dihadapan petugas itu dia menggali tanah dengan cangkul dan menanam uang itu didalamnya.

Baca Juga: Contoh Proposal Kegiatan Lomba 17 Agustus Peringatan HUT RI Ke-77 Tingkat RT dan RW, Lengkap Tujuan dan Isi

Pernah juga orang Samin yang dimintai seorang warga yang bukan Samin untuk menjaga sawahnya.

Saat sang empunya sawah kembali, betapa kagetnya ia saat mengetahui sawahnya diserbu ratusan burung pipit dan orang Samin yang menjaga sawahnya hanya diam saja.

Pemilik sawah itu langsung memarahi orang Samin itu dan dengan lugunya, orang Samin itu menjawab bahwa ia hanya disuruh untuk menjaga sawah bukan mengusir gerombolan burung pipit yang sedang makan.

3. Tidak mau memetik buah sendiri

Selain dua hal diatas konon orang Samin juga tidak mau memetik buah dari atas pohon sebelum buah itu jatuh sendiri ke tanah.

4. Menentang penguasa yang sewenang-wenang

Masyarakat Samin sejak dulu dikenal selalu menentang penguasa yang memimpin sewenang-wenang.

Pada zaman Belanda mereka dikenal selalu menolak membayar pajak dan upeti.

Mereka juga menolak saat Belanda hendak mendirikan kebun jati.

Kesal dengan sikap mereka, pemerintah Belanda menyebut orang Samin gila.

Hal ini dikutip dari laman YouTube watchdoc. Image.

Baca Juga: Beberapa Larangan yang Tidak Boleh Dilakukan Pada Malam 1 Suro, Jika Tidak Ingin Tertimpa Sial

Hal ini berlanjut ketika Belanda sudah pergi dari Indonesia dan masyarakat Samin menolak saat tanah mereka hendak dikuasai Perum Perhutani milik pemerintah.

Hal ini membuat pemerintah mengecam mereka sebagai orang tolol.

Karena pelabelan dari dua masa pemerintahan itu, orang Samin akhirnya menjuluki diri mereka sendiri dengan nama baru yakni sedulur Sikep yang artinya orang-orang yang memiliki sikap punya rasa kemanusiaan yang tinggi.

Dilansir dari laman lipi.go.id menyebut bahwasanya orang Samin tidak tinggal menggerombol, mereka tinggal berpencar di tiap desa yang tersebar di Kabupaten Blora dan kabupaten-kabupaten lainnya di sekitarnya seperti Kabupaten Grobogan Bojonegoro Rembang Pati dan Kudus.

Baca Juga: Karang Gigi Akan Hilang Secara Alami, Gunakan 3 Lembar Daun Ajaib Ini, Bebas Sakit Gigi Sampai Tua

Dalam satu Desa biasanya terdiri dari 5-6 keluarga yang di dalam pergaulan sehari-hari baik terhadap sesama Samin maupun orang luar.

Masyarakat Samin memegang prinsip bahwa ia tidak mau menyakiti orang lain, tidak mau mengambil hak orang lain, tetapi mereka juga tidak mau hak-hak mereka dirampas.***

Editor: Uswatun Khasanah

Tags

Terkini

Terpopuler