Hubungan dan Asal Usul Malam 1 Suro dengan Tahun Baru Hijriyah, Bulan Muharram serta Kejawen dan Putihan

- 30 Juni 2024, 17:50 WIB
Ilustrasi bulan 1 Muharram 1445 H
Ilustrasi bulan 1 Muharram 1445 H /Pexels/Amit Talwar

Malam yang dianggap keramat ini melahirkan tradisi-tradisi malam 1 Suro yang masih dipegang teguh, sebagian besar oleh masyarakat Yogyakarta dan Surakarta.

Asal usul malam 1 Suro dan tahun baru Jawa ini berawal pada zaman kerajaan Mataram yang dipimpin raja ketiga, yakni Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma.

Baca Juga: 7 Amalan Bulan Muharram Bagi Wanita Haid, Tetap Mendapat Pahala yang Terus Mengalir Tak Putus-putus

Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam pada tahun 1613 hingga 1645.

Saat itu, masyarakat masih banyak yang menggunakan kalender Saka yang merupakan warisan dari tradisi Hindu.

Sultan Agung pun akhirnya berusaha untuk menyatukan masyarakat yang saat itu terpecah menjadi dua keyakinan.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Manfaat dan Efek Samping Mengkonsumsi Susu Kedelai

Yakni penganut kejawen yang merupakan kepercayaan orang Jawa dan Putihan atau kepercayaan Islam.

Hasil dari perpaduan tradisi Jawa dan Islam ini yakni dipilihnya tanggal 1 Muharram sebagai tahun baru Jawa juga.

Hingga kemudian muncul kepercayaan bahwa malam 1 Suro merupakan momen datangnya Ajisaka, seorang raja yang bisa membebaskan masyarakat Jawa dari genggaman makhluk gaib.

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah