Tata Cara Memandikan Benda Pusaka Malam 1 Suro untuk Menjaga Pamor Keris, Lengkap dengan Niat dan Bahan

- 30 Juni 2024, 17:10 WIB
 Ngarumat barang pusaka, saperti keris, teu kudu pengkuh kana tradisi. Nyangku, Panjang JImat, Jamasan kudu make teknologi.
Ngarumat barang pusaka, saperti keris, teu kudu pengkuh kana tradisi. Nyangku, Panjang JImat, Jamasan kudu make teknologi. /Nanang S/galura.co.id

PORTAL PATI - Tata Cara Memandikan Benda Pusaka Malam 1 Suro untuk Menjaga Pamor Keris, Lengkap dengan Niat dan Bahan.

Malam 1 Suro merupakan awal tahun baru saka dalam kalender Jawa yang dikenal sebagai malam keramat.

Pada malam 1 Suro biasanya msyarakat dilarang bepergian untuk menghindari sial atau petaka.

Baca Juga: Asal Usul Larangan Menikah di Bulan Suro bagi Masyarakat Jawa, Ini Dampaknya Jika Melanggar

Sebaliknya, pada malam itu biasanya akan digelar ruwatan desa, bumi, atau ruwatan diri untuk mengusir kesialan atau keburukan.

Selain itu, malam 1 suro juga dikenal sebagai waktu untuk memandikan ageman atau benda pusaka, umumnya berupa keris warisan leluhur.

Konon, keris warisan leluhur memiliki penunggu atau roh di dalamnya sehingga memiliki kesaktian. Jika tidak diruwat, maka kekuatan itu akan hilang seiring waktu.

Baca Juga: Malam Satu Suro: Simak Pengertian, Misteri, Pantangan, Tradisi dan Kepercayaan yang Tersebar di Masyarakat

Dikutip dari YouTube MAZ ARLAN Chanel dalam ritual memandikan keris tidak terlepas dari perosesi diwarangi dan jamasan.

Diwarangi adalah membersihkan ageman atau benda pusaka dengan zat arsenik yang fungsinya untuk membersihkan dari zat yang melekat pada ageman atau benda pusaka (keris).

Sementara, jamasan adalah prosesi mencuci keris dengan air yang sudah diberi bunga supaya pamor dari keris muncul atau keluar.

Baca Juga: 7 Amalan Bulan Muharram Bagi Wanita Haid, Tetap Mendapat Pahala yang Terus Mengalir Tak Putus-putus

Tujuan memandikan ageman atau benda pusaka sendiri adalah untuk menjaga agar pamornya tidak hilang, pamornya kelihatan, kerisnya jadi bagus lagi, dan jadi bersih lagi.

Ritual ini sebaiknya dimulai setelah magrib dengan disertai bacaan niat yang benar.

Berikut bahan yang dibutuhkan untuk ritual memandikan ageman atau benda pusaka:

- Air kelapa hijau yang masih muda
- Jeruk nipis atau buah mengkudu
- Sabun
- Ageman/benda pusaka/keris warisan leluhur
- Air bersih yang sudah diberi kembang 7 rupa
- Wewangian berupa minyak khusus keris

 Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Manfaat dan Efek Samping Mengkonsumsi Susu Kedelai

Cara Memandikan Ageman atau Benda Pusaka:

1. Membaca Bacaan Niat;

Bismillahirrahmanirrahim,
Niat ingsun jamasi pusoko (sebut nama benda pusakanya, misalnya: kyai tapak jalak) tak dus go toyo suci lan gondo arum dupo, mugi suci awujud wesi aji dadi pamor kang apik lan migunani.

2. Memandikan Ageman atau Benda Pusaka (diwarangi dan jamasan);

Rendam ageman atau benda pusaka di air kelapa hijau yang masih muda secukupnya. Setelah itu, angkat dan gosok-gosok dengan jeruk nipis atau buah mengkudu.

Ulangi hal tersebut sampai pamor kelihatan, maksudnya sampai semua noda terangkat/bersih.

Setelah itu, cuci dengan sabun dan terakhir bilas dengan air kembang 7 rupa.

3. Pengelapan;

Lap ageman atau benda pusaka sampai kering dengan tissu atau benda lainnya.

4. Memberikan wewangian;

Oleskan wewangian berupa minyak khusus keris pada ageman atau benda pusaka.

Itulah prosesi ritual memandikan ageman atau benda pusaka untuk menjaga pamornya lengkap dengan bacaan niat dan bahan.***

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah