Artinya: Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakan/ mempraktikkannya.” (HR Bukhari-Muslim)
Berdasarkan sejarah, perintah shalat diterima oleh Rasululah SAW ketika menunaikan Isra’ Mi’raj. Hal tersebut tertuang dalam QS Al-Isra’ ayat 1:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ .
Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al Isra’ ayat 1]
Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah:
Dalam perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad naik menuju Sidratul Muntaha kemudian bertemu secara langsung (yaqodhoh) dengan Allah SWT.
Sewaktu itulah Rasulullah mendapat perintah shalat sebanyak 50 kali sehari. Seketika itu Rasulullah kembali bertemu Nabi Musa AS, namun Nabi Musa AS berkata kepada Nabi Muhammad SAW bahwa umat tidak akan sanggup melaksanakan shalat.