PORTAL PATI - Masyarakat Jawa menyebut bulan Muharram sebagai bulan Suro atau bulan Asyuro.
Hal ini dikarenakan masyarakat Jawa mengikuti hitungan kalender Saka, sementara bulan Muharram mengikuti hitungan kalender hijriyah.
Namun demikian, jumlah bulan dan penanggalan di antara keduanya sama. Ini terjadi karena sejak Islam masuk Indonesia, kebudayaan masyarakat Jawa mulai tercampur.
Baca Juga: Bolehkah Berpuasa di Bulan Muharram Sebulan Penuh? Buya Yahya Jawab Tegas Seperti Ini
Para ulama dan wali di zaman dahulu menyebarkan agama Islam melalui kebudayaan masyarakat Jawa yang masih diwariskan hingga saat ini.
Salah satunya, banyak bentuk-bentuk syi'ir atau sya'ir bahasa Jawa yang merupakan bentuk ajaran Islam.
Sya'ir atau syi'ir ini biasa dilantunkan setelah adzan atau dalam momen-momen besar keagamaan.
Dikutip dari YouTube Rahayu Amin Channel, berikut ini adalah lirik syair bahasa Jawa 'Amalan bulan Suro' beserta terjemahannya: