Dampak Kenaikan BBM bagi Kehidupan Masyarakat, Salah Satunya Kenaikan Tarif Angkutan Darat

- 10 September 2022, 21:10 WIB
Dampak Kenaikan BBM bagi Kehidupan Masyarakat, adanya kenaikan tarif angkutan darat
Dampak Kenaikan BBM bagi Kehidupan Masyarakat, adanya kenaikan tarif angkutan darat /Mediacenter.riau.go.id/
Portal Pati-Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar akhirnya diumumkan oleh pemerintah mengalami kenaikan pada Sabtu, 3 September 2022. 
 
Pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
 
Dengan adanya pengumuman ini, banyak terlihat antrian yang super panjang disetiap SPBU demi mendapatkan harga lama dari pertalite maupun solar.  
 
Seperti telah diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
 
Harga Pertalite yang semula Rp.7.650 diputuskan naik menjadi Rp 10.000 per liter.
 
 
Sementara harga BBM jenis solar yang saat ini sebesar Rp 5.150 per liter, naik menjadi Rp 6.800 per liter. 
 
Kabar kenaikan harga BBM ini sudah santer terdengar sejak beberapa pekan terakhir, hingga sempat memicu perdebatan dan panic buying di sejumlah lokasi.
 
Kenaikan harga energi/ BBM tentunya akan berdampak pada semua biaya produksi. Bahkan di beberapa komoditas lain, produksi juga akan mengalami kenaikan.
 
Dampak kenaikan BBM ternyata tidak hanya pada ekonomi, tapi juga akan berimbas pada aspek sosial masyarakat Indonesia.
 
Dampak kenaikan harga BBM salah satunya yaitu tarif angkutan darat bisa naik.Sebagai dampak penyesuaian harga BBM, maka tarif angkutan darat dapat naik bervariasi antara 5% sampai 15% bergantung jenis angkutannya.
 
 
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono.Dia menilai, sebagian jenis angkutan yang tidak diatur pemerintah dapat langsung melakukan penyesuaian tarif. 
 
Namun, jenis angkutan yang masih diatur pemerintah tentu harus sigap berkoordinasi agar ada perubahan tarif pada jenis angkutan tersebut.
 
Sedangkan Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute menilai, kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi tersebut akan sangat memberatkan kehidupan rakyat. 
 
Kenaikan BBM tersebut dilakukan pada waktu yang tidak tepat karena akan berdampak pada kenaikan harga berbagai bahan pangan dan kebutuhan masyarakat lainnya. 
 
 
Achmad Nur Hidayat,menilai bahwa kenaikan harga BBM berisiko menyebabkan stagflasi, sebagai rambatan efek dari kenaikan berbagai harga. 
 
Bahkan, Achmad mengkhawatirkan terjadinya PHK besar-besaran yang berpotensi bertambahnya jumlah pengangguran yang tentunya akan menambah tingkat kemiskinan Indonesia.
 
Dengan kebijakan naiknya harga beberapa jenis BBM yang digunakan masyarakat akan berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok. Hal ini berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.***
 
 
 
 

Editor: Ahmad Fitrianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x