Portal Pati - Para Peserta PPG yang sedang mengikuti PPG dalam jabatan (Daljab) tahun 2022.
Setelah mengerjakan LK.1.1 indentifikasi masalah tiba saatnya mengerjakan rangkaian tugas akhir di topik eksplorasi penyebab masalah.
Yaitu LK 1.2 ada 3 kolom yang harus diisi dalam Lembar kerja tersebut yaitu Masalah yang telah diidentifikasi, Hasil eksplorasi penyebab masalah dan Analisis eksplorasi penyebab masalah.
Nah bagaimana cara mengerjakan setiap kolom tersebut diatas, perlu dikertahui bahwa LK.1.2 akan dinilai oleh Dosen pembimbing sesuai dengan LPTK masing-masing.
Dengan demikian alangkah baiknya dikerjakan dengan baik sehingga bisa mendapatkan nilai 100 pada LK tersebut.
Kegiatan eksplorasi penyebab masalah merupakan kegiatan mengeksplorasi kemungkinan penyebab masalah yang telah diidentifikasi.
Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1059: Sabo Diburu Angkatan Laut! Monkey D Dragon Turun Tangan!
Dalam melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah tersebut, mahasiswa dapat melakukan riset dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru/Kepala Sekolah/ Pengawas Sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar dan pihak terkait lainnya dengan bimbingan/arahan dosen dan guru pamong.
LK. 1.2. Eksplorasi Identifikasi Masalah dari wawancara PPG Daljab 2022
1. Numerasi, literasi dan pedagogik
Siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran dan kurang memahami materi mungkin karena media gambar
Siswa pasif karena tidak banyak berlatih bersama teman dalam kelompok (Kooperatif learning)
Guru belum mencoba memaksimalkan pembuatan LKPD
Guru mungkin belum mengevaluasi pembelajaran secara konsisten misalnya mungkin merancang peta konsep
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
Guru tidak mencatat semua masalah dalam pembelajaran yang lampau untuk dijadikan refleksi.
Guru mungkin belum maksimal dalam berkolaborasi dalam merancang dan l menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran.
Guru belum maksimal memanfaatkan aset lingkungan sekitar
Guru kurang memanfaatkan aset yang misalnya: berkunjung ke sawah dan lingkungan sekitar (kandang ayam atau kambing)
Masalah pedagogik (mengenalkan istilah besaran dan satuan yang baru) yang saya alami terjadi karena:
saya sebagai guru kurang mampu memilih bahasa yang sepadan dengan besaran, yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP kelas 7.
Masalah literasi terjadi karena:
Materi dianggap sulit oleh siswa
Minat baca siswa rendah
Bahasa yang dipakai di buku bacaan sulit dipahami siswa
Sumber bacaan siswa jumlahnya sedikit.
Siswa malas membaca karena masih lambat ketika membaca
Masalah numerasi tentang kesulitan mengkonversi satuan yang ditambah sistem metrik baru yang dialami oleh siswa terjadi karena:
anak masih asing dengan sistem metrik tersebut karena jarang dipakai di kesehariannya.
Guru terlalu tinggi menentukan IPK dalam perangkat pembelajaran yang dirancang.
Siswa sudah membuat stigma jika berhubungan dengan angka pasti sulit
Guru IPA:
Masalah pedagogik : anak hanya belum terbiasa dengan istilah yang dipakai dalam pembelajaran meskipun mereka tahu secara praktiknya sehari-hari.
Masalah literasi: anak dari tahapan dasarnya tidak gemar buku, ada yang disebabkan karena kurang tertarik pada materinya dan ada yang disebabkan karena sulit memahami bahasa dalam bacaan.
Numerasi rendah karena memang dari tingkatan awal kesulitan dalam operasional matematis tidak teratasi.
2. Kesulitan belajar siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus dan masalah pembelajaran (berdiferensiasi)
Rekan Guru:
Mungkin butuh pendampingan (scaffolding)
Kurangnya pendampingan belajar oleh orang tua di rumah.
Mungkin Siswa tidak berperan aktif selama pembelajaran mandiri
Kurangnya komunikasi sesama guru dan wali kelas
Mungkin siswa lebih antusias jika melakukan atau merancang (produk)
Guru belum menemukan pertanyaan atau kuesioner wawancara yang tepat dalam pemetaan kesiapan belajar, minat dan Gaya belajar yang berbeda (audio visual, visual dan kinestetik) di awal tahun ajaran baru
anak kurang dapat mengikuti proses pembelajaran karena penyampaian pembelajaran kurang sesuai dengan kecendrungannya belajar siswa (metode rancangan guru belum berdiferensiasi)
Pemahaman matematika dasar anak memang belum tuntas dari jenjang bawah.
Anak terbiasa dengan hal praktis, terutama jika menghitung lebih praktis dengan kolkulator.
Kepala sekolah:
Faktor kesulitan belajar dari :
Orang Tua yang kurang peduli dalam pendampingan belajar
fasilitas sekolah yang terbatas
Guru yang menjelang pensiun
Strategi metode mengajar guru yang menarik
Selalu merasa aman dengan metode ceramah
siswa yang kurang diperhatikan (disapa)
Penyebab Masalah menurut teman-teman:
3. Membangun relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa.
Rekan sejawat
Miskomunikasi karena orang tua hanya menerima informasi dari versi anaknya.
Kecakapan guru dalam berkomunikasi masih kurang baik.
Kesadaran orangtua tentang pendidikan anak masih kurang, cara pandangnya tentang peranan mereka untuk kemajuan pembelajaran anak melalui kerjasama dengan sekolah.
Siswa dan orangtua siswa mungkin kurang dilibatkan untuk kegiatan program sekolah
Orang Tua belum memahami perannya di lingkungan sekolah
Guru belum pernah mensosialisasikan tentang pemetaan kebutuhan murid (latar belakang) kepada orang tua atau wali murid
Pihak sekolah belum merangkul tokoh masyarakat sekitar
Mungkin hubungan komunikasi antara guru dan orang tua siswa lebih intens
Mungkin pihak Sekolah belum merangkul tokoh masyarakat sekitar.
Kepala sekolah
Kondisi sosial ekonomi yang kurang mapan, jadi orang tua hanya fokus tentang hal-hal yang meringankan beban ekonominya saja.
Cara pandang orang tua tentang sekolah/guru, bahwa urusan belajar memang kewajiban sekolah/guru saja bukan orang tua.
Latar belakang pendidikan orang tua siswa masih relatif rendah sehingga kesadaran arti pendidikan bagi anaknya juga rendah.
4. Pemahaman/ pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa.
Teman sejawat
Guru kurang persiapan memulai pembelajaran, jadi memilih metode yang praktis.
Guru hanya berorientasi pada hasil belajar dan waktu sesuai analisis hari efektif.
Guru kurang menguasai model-model pembelajaran yang inovatif
Stimulus yang diberikan kurang mendorong siswa untuk masuk ke materi.
Struktur sel dan tumbuhan masih abstrak bagi siswa
Penyebab Masalah dari wawancara pengawas IPA dinas Kab. Asahan:
Kesulitan guru saat menerapkan model problem-based learning pada materi perkembangbiakan hewan dan tumbuhan yaitu:
1. Belum tepat dalam mengelompokkan siswa secara heterogen dalam kelompok diskusi
2. Sulit menemukan contoh permasalahan yang sering ditemukan dengan materi yang diberikan.
2. Guru kurang siap memberikan materi identifikasi masalah perkembangbiakan hewan dan tumbuhan sehingga siswa tidak aktif dalam kelompok
3. Kurang membimbing siswa menarik kesimpulan, pengolahan data dan sebagainya.
5.Materi terkait Literasi numerasi, Advanced material, miskonsepsi, HOTS.
wawancara teman sejawat :
Guru penguatan di akhir pembelajaran .
Guru kurang mengkonfirmasi pemahaman konsep siswa berdasarkan gaya bahasa mereka sendiri.
Guru kurang paham tentang aspek kognitif pada level HOTS.
Guru masih kesulitan merancang pembelajaran yang berorientasi pada HOTS.
Anak belum terlatih menyelesaikan soal-soal HOTS.
Siswa hanya menjadikan guru saja sebagai sumber pembelajarannya
Pembelajaran guru hanya satu arah
Siswa jarang bertanya
Guru kurang terampil dalam merancang RPP yang berorientasi HOTS, menerapkannya dalam pembelajaran serta penyusunan soal yang berbasis HOTS.
Guru kurang memahami tingkatan taksonomi Bloom.
Kemampuan analisa siswa masih belum terasah
Guru kurang mengemas pembelajaran yang mengajak analisis saat pembelajaran berlangsung
6. Pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran
1.Kelas VII : K.D3.2.Mengklasifikasikan makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati.
4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian makhluk hidup dan benda di lingkungan sekitar berdasarkan karakteristik yang diamati
Sebagian besar siswa sulit menyajikan hasil pengklasifikasian makhluk hidup dan benda di lingkungan sekitar dalam bentuk audio(wawancara) dan video
MENURUT REKAN SEJAWAT
Guru kurang menekankan siswa untuk memvariasikan sumber literasinya.
Guru kurang mengarahkan ke aplikasi yang memang khusus untuk literasi ilmiah
Anak lebih menyukai hal-hal praktis, google cukup memasukkan keyword lalu muncul informasi yang dicarinya.
Bahasa yang dipakai lebih mudah dipahaminya daripada bahasa yang disajikan di buku.
Tampilan materi di internet lebih menarik
Guru lebih dominan menggunakan metode media yang menonton, misalnya : gambar yang ditempelkan di karton
Guru tidak terpikir dengan media yang kontekstual
Guru mengembangkan Media Berbasis web terbatas (rendah)
Mungkin siswa belum dimotivasi dan dilatih cara merancang video
Guru sulit untuk menggunakan inovasi dalam pembelajaran IPA yang sesuai dengan zaman siswa
Baca Juga: PDF Soal PTS UTS Pendidikan Agama Kristen Kelas 8 SMP 2022, Dilengkapi dengan Kunci Jawaban Terbaru
Bagi yang merasakan kesulitan berikut contoh isian Lembar Kerja (LK) 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah PPG Daljab 2022 yang dapat didownload secara gratis dibawah ini:
- LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf : Lihat/Unduh
- LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx : Lihat/Unduh
Baca Juga: PDF Soal PTS UTS Pendidikan Agama Kristen Kelas 8 SMP 2022, Dilengkapi dengan Kunci Jawaban Terbaru
Malasah 1:
Masalah yang telah diidentifikasi
Rendahnya kemampuan siswa dalam mempratekkan teknik dasar menendang pada materi permainan sepak bola
Hasil eksplorasi penyebab masalah
Kajian teoritis
Menurut Sucipto, dkk. (2000: 8) keterampilan dasar dalam
sepakbola terdiri atas tiga macam keterampilan, meliputi:
(1) Keterampilan Lokomotor dalam bermain sepakbola adalah
gerakan berpindah tempat, seperti lari ke segala arah, meloncat,
melompat dan meluncur. (2) Keterampilan Nonlokomotor dalam
bermain sepakbola adalah gerakan-gerakan yang tidak berpindah
tempat, seperti menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk. (3)
Keterampilan Manipulatif dalam bermain sepakbola adalah
gerakan-gerakan seperti menendang bola, menggiring bola,
menyundul bola, melempar bola dan menangkap bola bagi penjaga
gawang
Menurut Andriano S.Kaluku tahun 2015
Kurangnya pemahaman siswa tentang teknik dasar menendang dalam permainan sepak bola, kurangnya minat siswa dalam permainan sepak bola, kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar menendang dengan baik, maka perlu untuk melakukan tindakan untuk memilih metode yang cocok.
Berdasarkan hasil wawancara
Kepala sekolah
Metode pembelajaran yang digunakan belum menarik bagi siswa sehingga kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Rekan Guru
Sarana yang digunakan belum dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan teknik dasar menendang
Siswa
Bola yang dipakai saat pembelajaran praktek sepakbola tidak memenuhi standar (bola modifikasi)
Kurang minat bermain sepak bola
Analisis eksplorasi penyebab masalah
Berdasarkan indentikasi masalah dan kajian literatur maka penyebab masalahnya:
Kurangnya minat siswa dalam mempraktekkan teknik dasar menendang pada materi permainan sepakbola
Minimnya Sarana dan prasara pembelajaran PJOK
Kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang sudah diajarkan
Metode pembelajaran tidak sesuai dengan materi sepakbola
Masalah 2
Masalah yang telah diidentifikasi
Rendahnya Hasil penilaian harian 1 Kelas IX B pada Kompetensi Dasar 3.1 mata pelajaran PJOK
Hasil eksplorasi penyebab masalah
Kajian literatur:
Menurut Sudjana (2011:22), hasil belajar adalah semua kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa yang rendah dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa yang tidak sedikit mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Tujuan PJOK untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Kanca, 2017)
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Revisi Kurikulum 2013” Penilaian Harian(PH)
Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi siswa secara berkala setelah menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar”
Hasil wawancara
Kepala sekolah:
1. Guru lebih mengutamakan pembelajaran praktek secara teoritis juga penting dipelajari siswa
2. Media pembelajaran belum mampu meningkatkan pemahaman siswa
Rekan Guru
Bahan ajar mata pelajaran PJOK belum dirancang secara sederhana sehingga siswa sulit memahami materi
Siswa
1. Lebih tertarik pada pembelajaran praktek saja
2. Tidak mempelajari materi PJOK yang sudah ada di buku siswa
Analisis eksplorasi penyebab masalah
Berdasarkan indentikasi masalah dan kajian literatur maka penyebab masalahnya:
Minimnya sarana dan prasarana
Guru belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran pada proses belajar mengajar
siswa belum aktif dalam proses pembelajaran
siswa tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Siswa cenderung lebih suka pembelajaran praktek sehingga tidak belajar materi PJOK secara teoritis
Jika ingin download selengkapnya di link drive DISINI.***