Ciri-ciri Wanita Sengkolo Bahu Laweyan, Perempuan Pembawa Kematian

29 Juni 2024, 06:42 WIB
ILUSTRASI Wanita bahu Laweyan /Pexels/ Eternal Happiness

Portal Pati - Ciri-ciri Wanita Sengkolo Bahu Laweyan, Perempuan Pembawa Kematian.

Nusantara kaya akan budaya mistis, banyak daerah yang mempunyai cerita yang berhubungan dengan mistis.

Misalnya di Jawa, ada salah satu cerita mistis yang dikenal dengan nama wanita bahu laweyan.

Baca Juga: Antara Tradisi dan Kepercayaan: Mitos-Mitos Malam 1 Suro

Dalam cerita masyarakat tersebut,  ciri wanita sengkolo bahu laweyan, ada wanita pemakan arwah.

Seiring dengan berjalannya waktu, wanita bahu laweyan ini sering disebut dengan wanita pembawa kutukan.

Dikatakan demikian karena setiap kali menikah, maka pasangan laki lakinya akan berujung pada kematian.

Kematiannyapun seringkali dianggap tidak wajar, apa anggapan bahwa wanita bahu laweyan ini adalah wanita pemakan arwah.

Cerita mistis seperti ini mulai berkembang pada abad ke 9, dimana dituliskan dalam serat witaradya karya ronggowarsito, konon sesunggunya wanita bahu laweyan ini memang ada.

 

Tetapi jumlahnya dapat dihitung dengan jari.

Kisah tersebut dimulai ketika kerajaan pengging mengadakan acara jumenengan.

Yaitu ulang tahun penobatan Raja.

Raja pengging pada saat itu tidak hanya dikenal sakti saja, tetapi juga memiliki banyak teman.

Baik dari golongan manusia sampai dengan golongan Jin, dimana ada 1 Jin yang bernama gandarwa kurawa.

 

Dalam acara jumenengan tersebut, gandarwa tertarik kepada salah seorang Putri yang bernama Dewi citrasari.

Namun dia tidak bisa berbuat apa apa,karena selain sungkan dengan sang Raja yang menjad sahabatnya.

Juga karena dirinya berasal dari dunia yang berbeda.

Gandarwa yang sudah terkenal oleh virus cinta menjadi buta pikiran dan matanya.

Yang ada dibenaknya hanyalah bagaimana cara agar bisa memiliki Putri Dewi citrasari.

 

Dengan kesaktian dan kekuatan yang dia miliki.

Akhirnya mudah bagi gandarwa untuk bisa melakukan hubungan intim dengan sang Putri.

Dan akhirnya Dewi citrasari pun megandung benih percampuran antara manusia dan Jin.

Akhirnya, janin yang dikandung Dewi citrasaripun lahir.

Yaitu seorang bayi perempuan dengan membawa tanda lahir khusus berupa tompel di bahu sebelah kiri.

 

Yang oleh masyarakat setempat disebut dengan istilah bahu laweyan.

Namun, adapula kepercayaan yang menyebutkan.

Bahwa wanita bahu laweyan sebenarnya adalah imbas akibat dari leluhur, atau bahkan orang tuanya sendiri yang sudah melakukan ritual sesat pemujaan setan.

Pada saat seorang wanita menyandang predikat bahu laweyan, maka dalam dirinya melekat juga sifat sifat iblis.

 

Jiwanya sudah tergantikan oleh setan yang haus akan darah dan akan terus mencari korban demi kelangsungan hidupnya.

Iblis yang berada di dalam tubuh wanita bahu laweyan ini.

Akan menghisap darah dari pasangannya sampai mati, hal itu dikarenakan sang iblis cemburu, dia tidak ingin ada orang lain yang memiliki wanita tersebut.

 

Ciri ciri dari wanita bahu laweyan atau wanita pembawa petaka ini antara lain adalah.

 

1. Tentu saja akan sering di tinggal mati oleh pasangannya.

Jadi setiap kali wanita bahu laweyan ini menikah, maka setiap kali itu juga pasangannya akan mati secara misterius.

Dan hanya orang dengan kelebihan tertentu saja yang bisa tahu bahwa meninggalnya karena perbuatan makhluk halus.

 

Wanita sengkolo bahu laweyan ini.

Akan dapat terbebas dari kutukannya setelah memakan korban laki laki sebanyak 7 kali.

Sehingga di pernikahannya yang ke 8, dia akan mampu hidup normal sebagaimana wajahnya.

2. Adanya tanda lahir yang berupa tompel di bahu sebelah kirinya.

Tompel tersebut biasanya bentuknya tidak wajar, bahkan pada kasus tertentu terdapat tompel.

Yang bentuknya menyerupai dengan wajah iblis.

Jika tompel ini masih terlihat oleh mata lahir, ada satu lagi tanda yang berbentuk seperti ular di bagian tertentu pada tubuhnya.

Namun tanda ini hanya bisa dilihat dengan mata batin atau indra ke 6.

3. Memiliki bahu yang melengkung seperti busur panah dan sujen polo pada punggungnya.

 

Sujen polo adalah lubang yang menyerupai lesung pipi.

Namun ini terletak pada punggung sebelah kanan dan kiri, dari lubang inilah dipercaya menjadi tempat keluar masuknya sang iblis.

4. Parasanya sangat cantik dan kebal terhadap serangan metafisika, seperti santet, teluh, dan guna guna.

Paras cantiknya adalah umpan, yaitu umpan untuk memancing dan menarik para laki laki yang akan dijadikan korban oleh entitas jahat di dalam tubuh wanita itu.

Semakin banyak jumlah korban dari wanita bahu laweyan, maka Jin atau setan yang bersemayam di dalam tubuhnya akan semakin sakti.

Sehingga semakin kuat pula kesaktian yang dimilikinya.

Wanita bahu laweyan, disebutkan pula hanya menjadi wadah bagi Jin atau entitas jahat untuk menyempurnakan kesaktian ilmunya.

Dengan memakan korban nyawa sebanyak 7 kali.

5. Tidak mengalami menstruasi sebagaimana wanita normal pada umumnya.

Dan bila kita sedang berada di dekatnya, serta kebetulan batin kita sedang pekat.

Maka akan bisa merasakan aura mistis yang pekat, semacam ada kehadiran makhluk halus.

Demikianlah ulasan tentang ciri wanita bahu laweyan.***

Editor: Abdul Rosyid

Tags

Terkini

Terpopuler