Mengenal Tradisi Makan Onde: Momentum Hangat dalam Pernikahan Tionghoa

- 20 Mei 2024, 21:22 WIB
Ilustrasi ornamen khas pernikahan China. Mahkamah Agung Rakyat Tiongkok meluluskan pengajuan hukuman mati atas pasangan selingkuh Zhang Bo dan Ye Chengchen.
Ilustrasi ornamen khas pernikahan China. Mahkamah Agung Rakyat Tiongkok meluluskan pengajuan hukuman mati atas pasangan selingkuh Zhang Bo dan Ye Chengchen. /Pixabay/

Onde-onde merupakan hidangan khas tradisional Tiongkok yang diketahui telah eksis sejak zaman dinasti Tang dan sering dikonsumsi dalam berbagai acara, termasuk pernikahan.

Makanan berbentuk bola-bola wijen ini dikenal dengan nama jiānduī dalam bahasa kanton, yang sekaligus menjadi kue resmi daerah Xi'an, salah satu kota perdagangan penting di negeri China.

Onde-onde terbuat dari tepung ketan yang digulung menyerupai bola kecil, kemudian diisi dengan pasta kacang hijau atau wijen, dan akhirnya digoreng hingga berwarna keemasan.

Baca Juga: Tips dan Cara Menyimpan Gaun Pengantin Setelah Hari Pernikahan, Tetap Awet dan Tahan Lama

Tidak hanya memiliki identitas sebagai warisan kuliner Tionghoa saja, namun onde-onde juga sangat populer di berbagai belahan dunia, termasuk Asia Timur dan Asia Tenggara.

Dalam konteks pernikahan Tionghoa, ada sebagian pasangan pengantin yang rupanya masih menerapkan tradisi makan misoa, telur, dan juga onde.

Ritual ini umum dilakukan di kamar pengantin saat kedua belah pihak keluarga tengah berkumpul.

Tradisi makan onde dimulai dari pasangan pengantin yang saling menyuapi, lalu dilanjutkan dengan menyantapnya seorang diri, dan terakhir disuapi oleh kedua orang tua mempelai.

Baca Juga: Wajib Dipahami! 12 Tahap dalam Susunan Acara Lamaran Pernikahan

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah