"Mungkin hampir sama ya dengan kipas angin (mitos), untuk AC sendiri memang direkomendasikan untuk dibersihkan secara berkala. Dicuci mungkin setiap 2 atau 3 bulan. Sehingga debu-debu yang menempel di AC itu akan hilang," ujar dr Deny
Meski begitu, dr Deny menyebut terdapat kondisi saat seseorang memiliki tubuh yang memang tidak kuat menahan hawa yang dingin. Walhasil, penggunaan AC yang berlebihan justru bisa menurunkan imunitas dari paru-parunya, serta lebih berisiko terkena paru-paru basah.
"Fakta bahwa cuaca dingin atau udara dingin mungkin untuk sebagian orang akan menurunkan imunitas (paru-paru). Jadi ada orang yang tidak tahan dengan udara dingin, nah itu memang harus dihindari penggunaan AC secara berlebihan," kata dr Deny.
"Kalau rekomendasinya memang AC tidak digunakan secara terus menerus ya, lebih baik memang AC diganti dengan udara terbuka, cukup ventilasi, dan sinar matahari masuk ke kamar tersebut," sambungnya.
Sebelumnya, dr Deny juga menegaskan jika kipas angin merupakan penyebab utama seseorang terkena paru-paru basah adalah mitos belaka. Ia membeberkan kipas angin yang kotor justru akan menimbulkan pneumonia.
"Untuk kipas sendiri sebenarnya adalah mitos ya, tapi memang jika kipas itu menempel bakteri, virus, atau jamur di situ karena mungkin nggak pernah dibersihkan atau apa, nah itu yang berbahaya. Ketika kipas itu bersih kemudian kecepatannya juga biasa saja, itu tidak ada masalah sebenarnya selama kita kondisinya fit," kata dr Deny.
"Cuman kadang-kadang kondisi kita sedang turun, jadi mungkin bakteri yang seharusnya kita bunuh bisa menimbulkan gejala. Jadi bukan serta merta kipas angin itu akan menyebabkan kondisi paru-paru basah, tidak," sambungnya.
dr Deny juga mengingatkan untuk setiap orang menjaga kebersihan ruangannya dari debu yang mungkin bisa menjadi sumber penyakit. Bakteri-bakteri yang datang bersamaan dengan debu justru bisa menjadi petaka kita seseorang tidak dalam kondisi yang fit.