Bu Prani yang sebenarnya tidak bersalah ini justru dalam posisi yang terpojokkan. Bahkan setelah hadir dengan klarifikasi untuk meluruskan perkara, suasana justru semakin keruh.
Salah satu kutipan dalam film ini yang terngiang-ngiang dan sayangnya disetujui banyak pihak adalah ketika Muklas berkata “Salah atau benar ini cuma perkara siapa yang paling banyak ngomong”.
Ya, di media sosial seringkali memang bukan yang benar yang menang, tapi yang banyak dukungan. Kasus Bu Prani pun demikian, sekalipun video viral Bu Prani hanya sebuah kesalahpahaman, warganet tidak peduli dan tetap mencaci maki.
Film ini dengan apik menggambarkan bagaimana tidak selamanya dunia adil pada orang dalam posisi yang lemah, bagaimana akan ada pihak yang memanfaatkan kelemahan ini dan menggiring opini, hingga bagaimana ada pihak yang terkesan menuntun untuk membantu padahal prioritasnya adalah keuntungannya sendiri.
Baca Juga: Intip! Ini 7 Rekomendasi HP Terbaik 2023, Sudah 5G Harga Mulai 1 Jutaan Beserta Spesifikasinya
Cast Budi Pekerti Pantas Dapat Apresiasi
Sepanjang film, kamu bisa merasakan bagaimana konflik ini mempengaruhi bukan hanya Bu Prani tapi juga keluarganya.
Setelah konflik video ini mencuat, setiap karakter keluarga inti Bu Prani dengan sukses menggambarkan rasa frustrasi, kebingungan, dan amarah yang bercampur aduk. Salah satu faktor yang membuat akting mereka lebih berkesan adalah bagaimana bahasa Jawa menjadi bahasa utama di film ini.
Di bioskop, kamu akan melihat subtitle karena memang percakapan sehari-hari hingga percakapan serius yang meluap-luap banyak disampaikan dalam bahasa Jawa.