Benarkah 'Ngupil' dan 'Ngorek' Telinga di Siang Hari Bisa Batalkan Puasa? Ini Penjelasan

8 April 2022, 11:05 WIB
Benarkah 'Ngupil' dan 'Ngorek' Telinga di Siang Hari Bisa Batalkan Puasa? Ini Penjelasan /Pexels/

Portal Pati - Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang dilakukan setahun sekali, tepatnya selama 30 hari di bulan Ramadhan.

Puasa sendiri merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap umat Islam yang telah sesuai dengan syarat wajib puasa Ramadhan.

Ketika berpuasa di bulan Ramadhan, ada kebiasaan yang mau tidak mau harus ditinggalkan, seperti kebiasaan makan siang.

Baca Juga: Kentut di dalam Air Apakah Membatalkan Puasa? Gus Miftah: Berpotesi 'Kalau Lagi Mules, Usahakan Jangan Renang'

Dengan berpuasa, otomatis hal ini tidak dilakukan selama sebulan penuh. Namun ada juga kebiasaan yang belum kita ketahui hukumnya apakah dibolehkan atau tidak ketika berpuasa.

Sebagaimana Portal Pati lansir dari laman Universitas Pakuan https://www.unpak.ac.id/

Kebiasaan tersebut adalah ngupil dan mengorek telinga. Kebiasaan yang tanpa disadari sering dilakukan.

Mempertanyakan hukum mengupil atau mengorek telinga saat berpuasa adalah kekhawatiran yang bagus dan unik.

Baca Juga: Download Naskah Khutbah Jumat Bahasa Jawa PDF Tema Bulan Ramadhan 1443 H, Jumat 8 April 2022 M

Namun hal ini patut kita syukuri, karena kesadaran kaum muslim agar ibadahnya sah dan diterima oleh Allah.

Bagian dari kaidah yang perlu kita beri garis tebal, bahwa tidak ada perbuatan yang statusnya membatalkan puasa kecuali jika ada dalil yang menegaskan hal itu.

Atau dengan ungkapan lain, kita tidak boleh menganggap bahwa suatu perbuatan tertentu bisa membatalkan puasa tanpa ada dalilnya.

Baca Juga: Tanggal Merah Hari Apa 2022? Selengkapnya Simak SKB 3 Menteri Lengkap Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama

Karena semua pembatal ibadah telah dijelaskan oleh Dzat yang membuat syariat, melalui lisan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, siapa yang mengklaim bahwa perbuatan X bisa membatalkan puasa, sementara dia tidak memiliki dalilnya maka berarti dia telah bebicara atas nama Allah tanpa ilmu. Dan tentu saja ini hukumnya terlarang. Allah berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

wa lā taqfu mā laisa laka bihī 'ilm, innas-sam'a wal-baṣara wal-fu`āda kullu ulā`ika kāna 'an-hu mas`ụlā

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmunya. Sesungguhnya pendengaran, pengihatan, dan hati, semua itu akan dipertanggung-jawabkan,” (QS. Al-Isra’: 36).

Baca Juga: Khutbah Jumat Bahasa Jawa Bulan Ramadhan 2022 Terbaru Tentang Hikmah Puasa Ramadhan 'Hikmahe Poso Ramadhan'

Terkait hukum mengorek hidung atau telinga, belum menjumpai ada satu dalil-pun yang menunjukkan bahwa itu membatalkan puasa. Baik dalil khusus, maupun dalil umum.

Namun  dianalogikan dengan pembatal puasa yang kita kenal, seperti makan, minum, atau hubungan badan, tidak ada yang sesuai.

Karena kita juga sepakat bahwa mengorek-ngorek hidung dan telinga tidak identik dengan makan, minum, apalagi hubungan badan.

Baca Juga: Cek Bansos PKH Jawa Tengah April 2022, Segera Cair, Berikut Cara Cek yang Cepat dan Praktis

Karena dengan tegas bisa kita pastikan bahwa semua ini sama sekali bukan pembaatal puasa.

Sebagaimana yang kita saksikan, kaum muslimin sangat semangat untuk menghindari pembatal puasa.

Sampai yang sejatinya bukan pembatal sekalipun, mereka anggap sebagai pembatal puasa.

Sekali lagi, ini karena semangat mereka agar puasanya diterima oleh Allah dan menjadi pahala.

Baca Juga: Peluang Bisnis saat Ramadhan, Jadikan Puasa Anda Lebih Bermanfaat, Simak Fakta Unik Berikut

Namun sayang, semangat semacam ini tidak diiringi dengan semangat untuk menghindari pembatal yang lebih berbahaya.

Itulah pembatal puasa. Kita sepakat bahwa ketika kita puasa, kita tidak mungkin bisa sempurna 100%.

Artinya, puasa kita pasti ada yang kurang. Sebab utamanya, kita masih rajin melakukan pembatal pahala puasa. Apa itu? Itulah dosa dan maksiat.

Baca Juga: Download Naskah Khutbah Jumat Bahasa Jawa PDF Tema Bulan Ramadhan 1443 H, Jumat 8 April 2022 M

Satu hadis yang patut kita taruh di depan pelupuk mata kita: dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang tidak bisa meninggalkan ucapan Zur, dan mengamalkan Zur, maka Allah tidak butuh amalnya berupa meninggalkan makan dan minumnya (puasa),” (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan yang lainnya).

Masya Allah, Allah tidak butuh puasa kita… bagaimana mungkin kita bisa berharap pahala dari-Nya?

Baca Juga: Doa Ziarah Kubur Singkat Tulisan Arab, Latin dan Artinya Sesuai Sunnah Rasulullah SAW Beserta Tata Caranya

Apa makna ucapan Zur dan perbuatan Zur?

Zur adalah kedustaan dan penyimpangan dari kebenaran. Ucapan zur adalah ucapan dusta dan semua ucapan yang menyimpang dari kebenaran. Sementara perbuatan Zur adalah semua tindakan maksiat yang Allah larang, yang merupakan konsekuensi dari penyimpangan terhadap kebenaran. (Syarh Dr. Dib Bagha untuk Shahih Bukhari, 3:26).

Ini jauh lebih berbahaya dari pada pembatal puasa biasa. Ini bisa menggerogoti pahala puasa yang kita lakukan.***

Editor: Abdul Rosyid

Tags

Terkini

Terpopuler