Khutbah Jumat Bulan Muharram Terbaru 2022 Singkat dan Padat tentang Tahun Baru Islam dan Kemerdekaan RI

- 4 Agustus 2022, 14:55 WIB
Khutbah Jumat Bulan Muharram Terbaru 2022 Singkat dan Padat tentang Tahun Baru Islam dan Kemerdekaan RI
Khutbah Jumat Bulan Muharram Terbaru 2022 Singkat dan Padat tentang Tahun Baru Islam dan Kemerdekaan RI /pexels.com/SHAHBAZ AKRAM

Kaum Muslimin yang berbahagia, Pekan depan, kita akan menyambut dan menyongsong dua hari besar yang saling berdekatan. Hari Selasa, 17 Agustus yang akan datang kita akan memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76, hari paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dua hari berikutnya, kita akan memperingati hari Asyura, salah satu hari yang paling bersejarah dalam perjalanan umat Islam.

Baca Juga: Amalan Malam Jumat: Doa Surat Yasin Latin dan Doa Arwah, Tahlil Bahasa Arab Dilengkapi Artinya

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Selama 76 tahun kita menghirup udara kemerdekaan, apakah kita telah benar-benar meraih kemerdekaan yang hakiki?. Tidak dipungkiri, merdeka dari cengkeraman kaum penjajah merupakan kenikmatan agung yang Allah anugerahkan kepada bangsa Indonesia. Betapa tidak, dengan kenikmatan merdeka, kita bisa dengan leluasa melakukan banyak hal yang bermanfaat. Akan tetapi sudah cukupkah bagi kita kemerdekaan dari cengkeraman penjajah?. Bukankah masih banyak belenggu yang harus kita singkirkan agar kita dapat meraih kemerdekaan hakiki dan sejati? Saudara-saudaraku hafizhakumullah,

Kemerdekaan hakiki adalah ketika kita sudah mampu memerdekakan diri kita dari jerat hawa nafsu. Kemerdekaan sejati adalah ketika kita telah mampu memerdekakan diri kita dari perangkap jahat setan yang tiada henti membuai kita dengan rayuannya. Kemerdekaan yang sebenarnya adalah tatkala kita telah mampu memerdekakan hati kita dari penyakit-penyakit hati yang membinasakan. Kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seorang pejabat adalah saat ia mampu memerdekakan dirinya dari mental korup. Pejabat yang korup dan memakan uang rakyat sejatinya ia terjajah dan belum merdeka. Terjajah oleh angan-angannya bahwa kekayaan dan status sosial yang tinggi akan melambungkan kebahagiaannya.

Baca Juga: Kumpulan Pantun Lucu Hari Pramuka 2022, Yuk Ramaikan Menyambut Hari Pramuka Ke-61 Tanggal 14 Agustus 2022

Kemerdekaan yang hakiki bagi orang kaya adalah tatkala ia mampu memerdekakan hatinya dari penyakit sombong dan sikap merendahkan orang lain. Kemerdekaan bagi seorang pedagang adalah ketika ia mampu memerdekakan dirinya dari kecurangan. Seorang santri atau siswa dikatakan merdeka apabila ia mampu memerdekakan dirinya dari kemalasan dalam menuntut ilmu. Guru atau dosen yang merdeka adalah yang mampu memerdekakan dirinya dari niat lain selain mengabdi, mendidik, dan mengader. Seorang tetangga yang merdeka adalah apabila ia mampu memerdekakan hatinya dari virus iri, dengki, dan hasud kepada tetangganya.

Baca Juga: Simak Apa Saja Keutamaan dan Bagaimana Bacaan Doa Menyantuni Anak Yatim Menurut Sunnah Rasul

Dan begitulah seterusnya. Kemampuan melepaskan belenggu yang menghalangi kita dari berbuat baik, itulah kemerdekaan yang hakiki dan sesungguhnya. Jika seluruh bangsa Indonesia sudah meraih kemampuan itu, maka Indonesia benar-benar telah merdeka. Merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dua hari berselang setelah kita memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-76 pada tahun ini, kita akan memperingati hari Asyura, 10 Muharram 1443 H yang tahun ini jatuh pada tanggal 19 Agustus 2021. Salah satu yang kita kenang dan kita petik hikmahnya pada hari Asyura adalah kemerdekaan Nabi Musa ‘alaihissalam beserta para pengikutnya yang beriman dari cengkeraman Fir’aun, al-Walid bin Mush’ab, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai tuhan yang wajib disembah.

Baca Juga: Keutamaan dan Bacaan Doa Menyantuni Anak Yatim Lengkap Dengan Tulisan Arab, Latin Serta Terjemahannya

Hadirin rahimakumullah, Allah memerintahkan Nabi Musa ‘alaihissalam agar pergi kepada Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa. Nabi Musa pun pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan dan membuktikan kenabian dan kerasulannya. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x