Mengenang Peristiwa Rengasdengklok, Perjuangan Pemuda Mendesak Sang Proklamator Indonesia Soekarno dan Hatta

1 Agustus 2022, 16:10 WIB
Mengenang Peristiwa Rengasdengklok, Perjuangan Pemuda Mendesak Sang Proklamator Indonesia Soekarno dan Hatta /Instagram/@didikpriyo/

PORTAL PATI - Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa dimana golongan muda melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta untuk memaksa mereka proklamasi secepatnya.

Pada 6 dan 9 Agustus 1945 bom atom meluluhlantakkan Kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang.

Kehancuran dua kota ini mengakibatkan keruntuhan kondisi politik dan ekonomi Jepang.

Baca Juga: Apa Saja Syarat Daftar Prakerja? Berikut Cara Daftar dan Syarat Kartu Prakerja Gelombang 39, Selengkapnya

Pada15 Agustus 1945 menyerah tanpa syarat pada sekutu hingga Kaisar hirohito tampil Radio Nasional Jepang pertama kalinya mengumumkan Jepang menyerah.

Berita kekalahan Jepang dari Sekutu tidak seketika tersiar ke berbagai negara namun berita ini diketahui oleh Sutan Syahrir yang saat itu melakukan gerakan bawah tanah untuk mempersiapkan kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Jepang.

Pemuda gerakan bawah tanah di Indonesia mendengar kekalahan Jepang dan disaat yang bersamaan Soekarno, Muhammad Hatta, dan Radjiman widyodiningrat sedang berada di Dalat Vietnam sejak kedatangannya tanggal 9 Agustus 1945.

Baca Juga: Mengatasi Kulit Kering Tidak Perlu Ke Dokter Dengan Biaya Mahal, Cukup Dengan Tanaman Juga Ini Bisa

Namun baru dapat bertemu dengan Marsekal Hisaichi Terauchi tanggal 12 Agustus 1945.

Terauchi adalah pemimpin militer tertinggi Jepang untuk kawasan Asia Tenggara dan sekaligus anak sulung perdana menteri Jepang Terauchi Masatake.

Ia berpesan bahwa Indonesia harus segera bersiap-siap merdeka dan itu menjadi tugas Soekarno, Hatta, Radjiman serta para anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Pada kesempatan itu pula Terauchi menyampaikan rincian 21 anggota PPKI yang telah disusun oleh pemerintah Dai Nippon.

Baca Juga: Jangan Khawatir Jika Kulit Anda Kering! Cukup Dengan Ini Bisa Mengatasi Kulit Kering Dijamin Tidak Akan Kering

Pada 14 Agustus 1945 rombongan dari Vietnam sore hari tiba di Indonesia mereka disambut Khairul Saleh, Asmarahadi, Hanafi, Sudiro, SK Trimurti, dan Sayuti Melik.

Ada beberapa kekuatan pemuda di Jakarta mendesak agar proklamasi segera di adakan.

Mereka mencegatnya di sekitar Kemayoran Jakarta dan meminta kepada Bung Karno serta sekaligus memberitahu kepada Bung Karno bahwa Jepang sudah menyerah hari itu.

Baca Juga: Cara Alami Obati Sakit Tenggorokan, Menghilangkan Rasa Gatal dan Tidak Nyaman pada Tenggorokan Biaya Murah

Dan mereka yakin PPKI tidak diberitahu oleh Jendral Terauchi.

Namun Bung Karno mungkin karena situasi pada saat itu mungkin ada orang-orang Jepang juga disitu tidak begitu mengindahkan saran dari para pemuda.

Bung Karno hanya mengatakan bahwa pembicara seperti ini tidak bisa dilakukan di sini dan harus dibicarakan di tempat lain.

Pada 15 Agustus 1945, Sutan Syahrir bertemu dengan Soekarno dan Hatta ia membicarakan soal detik-detik kemerdekaan namun Soekarno dan Hatta masih satu suara bahwa ada prosedur untuk kemerdekaan.

Baca Juga: Bahaya Minum Kopi Saat Kondisi Perut Kosong Bisa Membuat Anda Setres, Benarkah? Simak Penjelasannya

Malam harinya para pemuda dari kelompok Menteng 31 antara lain Khairul Saleh, Johar Nur, Abubakar Lubis, Armansyah, dan Joe sastrosatomo berkumpul di belakang x-men Institute.

Kali ini Wikana turut serta bersama Aidit mereka kembali membahas rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hingga muncul keinginan untuk membuat Soekarno dan Hatta itu clear atau bersih dari pengaruh Jepang karena merekapercaya bahwa ketika Soekarno dan Hatta bicara seolah-olah ketakutan dan menolak saran mereka untuk segera mungkin memerdekakan Indonesia dan melakukan proklamasi.

Baca Juga: HEBOH Video Penari Boyband Tertimpa Layar LED Raksasa Saat Konser Berujung Petaka, Begini Kondisinya Sekarang

Sehingga para pemuda mengira bahwa itu merupakan bagian dari ketakutannya soekarno-hatta karena masih ada dilingkungan orang-orang Jepanh pada saat itu dan dibawah pengaruh Jenderal Terauchi.

Pada pukul sebelas diputuskan untuk mengirim perwakilan Pemuda menemui Bung Karno dan Bung Hatta.

Wikana dipilih menjadi ketua utusan sekaligus juru bicara untuk bertemu Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta didampingi Khairul Saleh, Soebadio Sastrosatomo, Surotokunto dan Achmad Aidit.

Baca Juga: HEBOH Video Penari Boyband Tertimpa Layar LED Raksasa Saat Konser Berujung Petaka, Begini Kondisinya Sekarang

Setelah menjelaskan maksud kedatangannya Wikana mulai melobi Bung Karno untuk segera memerdekakan Indonesia.

Mereka berdebat keras bahkan Soekarno sempat marah kepada Wikana.

Apakah boleh dikatakan bahwa tujuan pemuda-pemuda kelompok pemuda ini memaksakan kehendaknya kepada soekarno-hatta boleh dikatakan gagal karena langkah pemaksaan nya untuk segera agar supaya Soekarno memproklamasikan kemerdekaan ternyata soekarno-hatta tidak menyerah pada paksaan pada tekanan pemuda.

Menjelang sahur pukul 3 dini hari, lobi Wikana pun gagal hingga akhirnya para pemuda undur diri dan melanjutkan rapat ke asrama Baperpi di Jalan Cikini nomor 71 gagal melobi di Pegangsaan, para pemuda kembali merapatkan barisan mereka memutuskan kemerdekaan harus dinyatakan sendiri oleh rakyat dan jangan menunggu kemerdekaan dari Jepang.

Baca Juga: Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Diawali dengan Kekalahan Jepang dari Sekutu

Hingga akhirnya para pemuda Berencana untuk menjauhkan soekarno dan hatta dari tangan Jepang sehingga membawanya keluar dari Jakarta.

Para pemuda mengira bahwa itu merupakan bagian dari ketakutan s
Soekarno dan Hatta karena masih ada dilingkungan orang-orang Jepang.

Oleh karena itu mereka berinisiatif untuk membawa soekarno-hatta ke sebuah tempat yang tidak ada pengaruh Jepang hingga dipilihlah Rengasdengklok sebagai sebagai tempat yang dianggap Clear untuk mendiskusikan dan mendesak kembali Soekarno-Hatta agar sesegera mungkin melakukan proklamasi.

Baca Juga: Arti Mimpi Pulang Kampung dengan Saudara, Pacar, Teman, Suami atau Istri, Orang Tua dan Mantan, Simak Disini

16 Agustus 1945 para pemuda pada dinihari meluncur dari Cikini Raya dengan membawa dua mobil untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Mereka menjemput Hatta terlebih dahulu baru menuju ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur.

Saat Soekarno dan Fatmawati yang menggendong Guntur keluar dari kediamannya sedan fiat hitam yang menunggu telah berisi bung hatta di jok belakang.

Jalanan yang masih gelap gulita rombongan itu menembus keluar Jakarta ke arah Karawang tiba-tiba dalam perjalanan mereka bertukar mobil karena mobil yang sopir Winoto harus kembali ke Pegangsaan mengambil susu Guntur yang tertinggal.

Baca Juga: 5 Kreasi Resep Gudeg Khas Yogyakarta Tampil Kekinian yang Bikin Ketagihan Penikmat Cita Rasa Manis dan Gurih

Rombongan Soekarno-Hatta pun Meneruskan ke Rengasdengklok yang relatif dekat dengan Jakarta.

Hal ini cukup beralasan karena kalau misalnya ada apa-apa mereka bisa-bisa bisa bergerak cepat.

Bung Karno dibawa ke sana dan diamankan ke sana dengan harapan Bung Karno bisa clear dari pengaruh Jepang dan bisa langsung mengucapkan proklamasi di Rengasdengklok.

Pukul 06.00 pagi tiba di Rengasdengklok mereka turun di rumah camat lalu melanjutkan perjalanan melalui sawah dan sungai barulah mereka sampai di rumah Djiaw Kie Siong.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato Kemerdekaan 17 Agustus Dalam Rangka HUT RI Ke-77 Tahun 2022 Singkat Padat dan Jelas

Demi menjaga keamanan pemilik rumah diungsikan oleh anggota peta setempat ke rumah lain hingga tinggallah Soekarno-Hatta, Sukarni, Fatmawati, dan Guntur yang masih bayi mendiami rumah tersebut.

Soekarno-Hatta yang hilang dari Jakarta membuat kepanikan di Jakarta yang merupakan dampak politik yang mungkin diharapkan oleh Syahril CS.

Dengan penculikan soekarno-hatta mereka (Syahril CS) akan mendapatkan dukungan yang lebih besar, namun tidak seperti yang diharapkan.

Pada akhirnya Soekarno dan Hatta-lah yang menentukan sikap untuk memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: Dirayakan Mulai pada 1 Agustus 2022 Besok, Inilah Arti dan Makna tentang Hari Pacar Nasional 'Girlsfriend Day'

Saat perjalanan kembali ke Jakarta, di perbatasan tampak dari kejauhan langit memerah.

Mereka melihat langit di atas merah sehingga langsung teriak inilah Revolusi Jakarta sudah mulai berpolusi mungkin harus lihat ini dia separuh diam saja tapi ketika pasti bergerak menuju arah itu ternyata Sumber Api itu dibutuhkan dari arah Jakarta bukan dari perusahaan tetapi dari seorang petani yang sedang membakar rerumputan untuk untuk membuat sawah baru.

Oleh karena itu, Soekarno langsung meledek "inilah yang kamu sebut sebagai revolusi Sukardi, ini bukan revolusi pemuda, ini hanya seorang marhaenis yang sedang membakar rerumputan untuk membuka lahan," ujar Soekarno.

Dalam proses menuju kepada proklamasi ada hal-hal yang sebenarnya sangat manusiawi seperti tujuan Sukarni atau Pemuda pada umumnya.

Baca Juga: Bukan Hal yang Mudah Mencapai Kemerdekaan Indonesia Simak Sejarah Singkat Proklamasi 17 Agustus 1945

Tetapi di tengah jalan ada sesuatu yang lucu dengan asap dalam rangka revolusi dan pada 08.00, Mereka pun tiba di kediaman Hatta.

Setelah itu, Soekarno dan Hatta lanjut menuju rumah Laksamana Maeda dan bermusyawarah soal proklamasi.***

Editor: Uswatun Khasanah

Tags

Terkini

Terpopuler