Network
Portal Pati - Pergantian musim biasanya bisa di prediksi menggunakan penanggalan bahkan beberapa suku tertentu memiliki kearifan tersendiri dalam penanggalan iklim.
Namun, saat ini pergantian iklim baik itu transisi dari musim kemarau ke penghujan maupun sebaliknya tidak dapat dilakukan prediksi secara pasti sehingga seakan menimbulkan ketidakpastian akan musim yang terjadi.
Seperti kearifan lokal Jawa yang memiliki sistem penanggalan dalam menentukan musim yaitu pranata mangsa.
Baca Juga: New Astrea Reborn Edisi EX5 Terbaru 2023, Bentuk Hampir Sama Teknologi Makin Kekinian, Mesin PGM-FI
Dikutip dari website Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, pranata mangsa merupakan penanggalan musim oleh Masyarakat Jawa yang terdiri dari empat musim (mangsa), yaitu: musim hujan (rendheng), pancaroba akhir musim hujan (mareng), musim kemarau (ketiga), dan musim pancaroba menjelang hujan (labuh).
Menurut penanggalan pranata mangsa, biasanya musim kemarau akan jatuh mulai tanggal 12 Mei sampai dengan 2 Agustus pada setiap tahun.
Namun, saat ini seakan iklim tidak bisa ditebak karena meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau, masih terjadi hujan bahkan hingga intensitas tinggi yang banyak menyebabkan bencana alam seperti longsor dan banjir.
Dikutip dari laman YouTube BMKG, Beberapa wilayah untuk bulan Juli yang telah memasuki Dasarian 2 masih banyak daerah yang berpotensi untuk terjadi hujan.
