Kenapa Malam Tahun Baru Identik Kembang Api? Ketahui Sejarah Penggunaan Kembang Api di Setiap Momen Tahun Baru

- 31 Desember 2023, 07:45 WIB
Kenapa Malam Tahun Baru Identik Kembang Api? Ketahui Sejarah Penggunaan Kembang Api di Setiap Momen Tahun Baru
Kenapa Malam Tahun Baru Identik Kembang Api? Ketahui Sejarah Penggunaan Kembang Api di Setiap Momen Tahun Baru /pexels.com/Shivkumar Sd /

Portal Pati - Kenapa Malam Tahun Baru Identik Kembang Api? Ketahui Sejarah Penggunaan Kembang Api di Setiap Momen Tahun Baru.

Sejarah kembang api Tahun Baru dapat disimak di dalam artikel berikut ini.

Perayaan Tahun Baru selalu identik dengan kembang api.

Baca Juga: Solidaritas Gaza Palestina, Pakistan hingga Uni Emirat Arab Larang Perayaan Tahun Baru 2024

Kembang api berwarna-warni selalu menghiasi langit di seluruh dunia ketika waktu menunjukkan pukul 00.00, yang artinya sudah berganti tahun.

Lantas, dari mana tradisi kembang api untuk merayakan Tahun Baru?

Mengapa selalu menyalakan kembang api untuk dijadikan momen merayakan Tahun Baru?

Baca Juga: Solidaritas Gaza Palestina, Pakistan hingga Uni Emirat Arab Larang Perayaan Tahun Baru 2024

Baca Juga: Ini 5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film 13 Bom di Jakarta! Wajib Jadi Tontonan di Bioskop di Akhir Tahun 2023

Dikutip dari infoplease.com, ternyata kembang api berasal dari China.

Orang-orang China merayakan pergantian Tahun Baru mereka dengan menyalakan kembang api.

Mereka menganggap kebisingan dan api dari kembang api dapat mengusir roh jahat.

Selain itu, orang-orang China juga beranggapan kembang api sebagai bentuk membawa keburuntungan.

Baca Juga: 10 Contoh Ucapan Selamat Tahun Baru 2024 yang Cocok Dibagikan ke Teman dan Saudara

Awal Mula Perayaan Tahun Baru

Perayaan paling awal yang tercatat untuk menghormati datangnya Tahun Baru berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Perayaan tersebut dilakukan oleh orang-orang Babilonia yang merayakan pergantian bulan baru setelah vernal equinox.

Dikutip dari History.com, vernal equinox adalah hari di akhir Maret dengan jumlah sinar matahari dan kegelapan yang sama.

Mereka menandai kesempatan itu dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu.

Akitu merupakan kata yang berasal dari Sumeria untuk jelai yang dipotong pada musim semi.

Selain Tahun Baru, Akitu dilakukan untuk merayakan kemenangan mitos dewa langit Babilonia, Marduk atas dewi laut jahat, Tiamat dan melayani tujuan politik yang penting.

Sepanjang zaman kuno, peradaban di seluruh dunia mengembangkan kalender yang semakin canggih, biasanya menyematkan hari pertama tahun itu ke acara pertanian atau astronomi.

Di Mesir, misalnya, tahun dimulai dengan banjir tahunan Sungai Nil, yang bertepatan dengan terbitnya bintang Sirius.

Sementara itu, hari pertama Tahun Baru Imlek terjadi bersamaan dengan bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin.

Baca Juga: 10 Ucapan Tahun Baru 2024 dalam Bahasa Inggris, Kirimkan ke Saudara, Sahabat Maupun Rekan kerja

1 Januari jadi Hari Tahun Baru

Kalender Romawi awal terdiri dari 10 bulan dan 304 hari, dengan setiap Tahun Baru dimulai pada vernal equinox.

Menurut tradisi, itu diciptakan oleh Romulus, pendiri Roma, pada abad 8 SM.

Raja selanjutnya, yakni Numa Pompilius, dikreditkan dengan menambahkan bulan Januarius dan Februarius.

Selama berabad-abad, kalender tidak sinkron dengan matahari.

Lalu pada 46 SM, Kaisar Julius Caesar memutuskan untuk memecahkan masalah tersebut dengan berkonsultasi dengan para astronom dan matematikawan paling terkemuka pada masanya.

Dia memperkenalkan kalender Julian, yang sangat mirip dengan kalender Gregorian yang lebih modern, yang digunakan sebagian besar negara di dunia saat ini.

Sebagai bagian dari reformasinya, Caesar melembagakan 1 Januari sebagai hari pertama tahun ini, sebagian untuk menghormati nama bulan itu.

Kata Januari berasal dari nama dewa permulaan Romawi, yakni Janus.

Janus merupakan dewa yang dua wajahnya memungkinkan dia untuk melihat ke masa lalu dan ke masa depan.

Orang Romawi merayakannya dengan mempersembahkan korban kepada Janus, bertukar hadiah satu sama lain, mendekorasi rumah mereka dengan cabang pohon salam dan menghadiri pesta parau.

Sementara di Eropa abad pertengahan, para pemimpin Kristen untuk sementara mengganti

1 Januari sebagai awal tahun dengan hari-hari yang lebih bermakna religius, seperti 25 Desember dan 25 Maret.

Lalu pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII menetapkan kembali 1 Januari sebagai Hari Tahun Baru.

 

***

 

Editor: Uswatun Khasanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x