Apakah Tahun 2024 Merupakan Tahun Kabisat? Apa Itu Tahun Kabisat? Ini Sejarah hingga Cara Hitungnya

- 27 Februari 2024, 09:51 WIB
Kalender Februari 2024.
Kalender Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Eka Alisa Putri/

Portal Pati - Apakah Tahun 2024 Merupakan Tahun Kabisat? Apa Itu Tahun Kabisat? Ini Sejarah hingga Cara Hitungnya.

Tahun 2024 menjadi salah satu tahun kabisat. Hal itu ditandai dengan penambahan waktu pada bulan Februari yang menjadi 29 hari.

Tahun kabisat, khususnya pada 2024, menjadi salah satu istimewa. Pasalnya, tahun kabisat hanya terjadi empat tahun sekali.

Bagaimana hal itu terjadi? Berikut ini rangkuman penjelasan terkait tahun kabisat.

Baca Juga: Tips Tambah Berat Badan Secara Alami dan Sehat, Dijamin Berhasil! Jangan Terlewat untuk Sarapan Salah Satu

Apa Itu Tahun Kabisat

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI, tahun kabisat adalah tahun yang lamanya 366 hari yang dikarenakan adanya penambahan waktu pada bulan Februari yang semula 28 hari menjadi 29 hari. Tahun kabisat hanya terjadi empat tahun sekali.

Sementara menurut laman resmi Space, tahun kabisat merupakan waktu yang diperlukan bumi untuk mengorbit matahari.

Maksudnya, dibutuhkan sekitar 365,25 hari agar bumi mampu mengorbit matahari.

Namun nyatanya, dalam penanggalan hanya terhitung 365 hari saja. Oleh karena itu, sisa waktu seperempat hari itu dikumpulkan tiap tahun selama 4 tahun sehingga menjadi satu hari.

Hal itu yang kemudian menyebabkan adanya penambahan hari setiap empat tahun sekali.

Baca Juga: Tips Cepat Atasi Luka Bakar yang Baik dan Benar, Jangan Panik Beri Tiga Fase Pertolongan Pertama, Selengkapnya

Sejarah Tahun Kabisat

Melansir laman resmi Sampoerna Academy, sejarah tahun kabisat dicetuskan dari penelitian seorang astronom bernama Sosigenes Alexandria.

Saat itu, Sosigenes hidup saat masa pemerintahan Julius Caesar dan melakukan perhitungan jika bumi membutuh setidaknya waktu 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 5 detik agar mengorbit matahari.

Kendati sebelum Sosigenes mencetuskan teori tahun kabisat, dahulunya masyarakat telah mengenal terkait bulan kabisat.

Selain itu, terdapat perdebatan tahun kabisat antara bangsa Romawi dengan para ahli sejarah sebelum Sosigenes mencetuskan hal itu.

Pasalnya, banyak ahli sejarah yang tak meyakini bangsa Romawi memiliki sistem kalender yang tak berubah.

Disebutkan dulunya bangsa Romawi hanya memiliki 11 bulan dan penambahan periode musim dingin yang tidak memiliki ketetapan alias berubah-ubah.

Akibatnya pula bangsa Romawi menggantikan waktu musim dingin dengan bulan Januari dan Februari. Selain adanya penambahan bulan, bangsa Romawi kemudian menerapkan ilmu bulan kabisat yang dikenal sebagai Macedonius.

Macedonius sendiri berfungsi sebagai pembeda sistem penanggalan dengan solar. Namun sayangnya, teori kemudian tidak lagi relevan.

 

 

 

 

Cara Hitung Tahun Kabisat

Mengutip laman resmi Universitas STEKOM, terdapat empat cara menghitung tahun kabisat. Berikut cara-cara tersebut.

1. Apabila angka pada sebuah tahun habis dibagi 400 maka dipastikan itu tahun kabisat

2. Apabila angka pada sebuah tahun tidak habis dibagi 400, tetapi habis jika dibagi 100, maka tahun itu sudah pasti bukan merupakan tahun kabisat.

3. Apabila angka pada sebuah tahun tidak habis dibagi 400 dan 100, tetapi dapat habis dibagi 4, maka tahun itu merupakan tahun kabisat

4. Apabila angka pada sebuah tahun itu tidak habis dibagi 400, 100, dan 4, maka tahun tersebut bukan tahun kabisat.

***

 

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah