Portal Pati - Berikut ini akan disajikan tentang faktor, gejala, dan cara menangani gangguan mental OCD (Obsessive Compulsive Disorder) menurut bidang ilmu psikologi.
Simak selengkapnya tentang faktor, gejala, dan cara menangani gangguan mental OCD (Obsessive Compulsive Disorder) menurut bidang ilmu psikologi.
Telah dilansir dari laman SatuPersen, pada 18 Mei 2022 berikut faktor, gejala, dan cara menangani gangguan mental OCD (Obsessive Compulsive Disorder) menurut bidang ilmu psikologi.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan menahun umumnya diderita oleh 1-3% populasi penduduk dunia.
OCD adalah salah satu jenis gangguan di mana penderitanya memiliki pikiran yang gak terkontrol, sehingga penderita akan kesulitan untuk mengendalikannya.
Pikiran-pikiran itu akan terus-menerus datang (obsesif) yang membuat penderita melakukan suatu tindakan tertentu.
Baca Juga: Update Jawaban Tebak Kata Tantangan Harian Shopee 18 Mei 2022 'NAPEKAM, LSNAUA, TAILTSE'
Gejala OCD
Gangguan obsesif kompulsif atau OCD terdiri dari pikiran obsesif dan kompulsif dimana pemikiran itu saling terkait.
Obsesif adalah pikiran, desakan, atau ide yang terus-menerus datang ke dalam pikiran sehingga menyebabkan kecemasan.
Gejala yang dialami kayak takut terkontaminasi sama kuman atau kotoran, menyukai hal teratur dan simetris, kehilangan kendali, hingga cenderung agresif.
Gejala obsesif biasanya akan diikuti sama gejala kompulsif.
Gejala kompulsif adalah tindakan berulang-ulang yang terpaksa dilakukan oleh penderita buat mengurangi kecemasan obsesif ini.
Biasanya, tindakan kompulsif dilakukan secara berlebihan dan tidak realistis dengan masalah yang ingin diperbaiki.
Contohnya kayak mencuci tangan berulang kali supaya terhindar dari kuman, mengatur barang-barang yang sudah tertata rapi secara simetris, membersihkan ruangan bersih berulang kali, atau memeriksa kompor berulang kali dan memastikannya mati.
Faktor Penyebab OCD
Gangguan OCD gak memandang gender atau usia.
Siapa aja bisa mengidap OCD berdasarkan faktor-faktor penyebab OCD ini sendiri, yaitu:
Baca Juga: JAWABAN TANTANGAN HARIAN Shopee TEBAK KATA 18 MEI 2022 HARI INI 'KASINE, AIKMLT, AASDNT' PASTI BENAR
1. Faktor Genetik
Tingkat kekerabatan memengaruhi seseorang terkena OCD atau tidak.
Kekerabatan berpotensi sangat besar mewariskan penyakit OCD.
Kekerabatan yang dimaksud adalah kerabat dekat (tingkat pertama) seperti keluarga, yaitu ayah, ibu, atau saudara kandung.
2. Faktor Biologis
Penelitian menunjukkan OCD berhubungan dengan tingkat serotonin rendah yang menyebabkan penderita mudah berubah mood seperti gampang marah.
Kemudian kelainan pada korteks orbitofrontal yang berpengaruh pada kognitif dan emosi serta kelainan ganglia basal dalam otak yang bertanggung jawab pada gangguan obsesif kompulsif.
3. Faktor Psikologis
Orang yang mudah cemas, perfeksionis, atau suka menjaga sesuatu buat tetap bersih dan rapi juga rawan menderita OCD.
Cara Menangani
1. Terapi Kognitif
Terapi kognitif dianggap sebagai terapi yang cukup efektif untuk mengatasi OCD.
Terapi kognitif adalah terapi yang berfokus mengubah pemikiran atau keyakinan yang negatif.
Sebagian besar penelitian menyebutkan teknik kognitif pada penderita OCD akan lebih besar pengaruhnya kalau disertai teknik-teknik modifikasi tingkah laku, misalnya seperti pemberian tugas-tugas rumah.
Sehingga terapi kognitif yang cocok dengan penderita OCD adalah terapi kognitif perilaku.
Biasanya pasien akan melakukan sesuatu yang sering dihindarinya.
Sebagai contoh, psikolog akan meminta penderita yang takut kotoran untuk menyentuh tanah, kemudian mengajarkan cara mengatasi rasa takutnya tersebut.
Nah, terapi perilaku kognitif ini bisa dilakukan secara individu atau berkelompok.
Dan walaupun terapi ini mungkin terdengar menakutkan bagi penderita, tetapi kecemasan penderita akan berkurang secara bertahap seiring dengan jumlah terapi yang dijalaninya.
2. Pengobatan
Konsumsi obat hanya bisa diresepkan oleh psikiater dan bukan psikolog.
Psikiater akan memberikan obat antidepresan sesuai dengan kebutuhan dan diagnosis penderita.
Penggunaan obat bertujuan agar penderita bisa melakukan aktivitas secara baik dengan mengurangi gejala.
3. Kombinasi Terapi dan Obat
Meskipun pengobatan tunggal dapat dilakukan, kedua metode psikoterapi dan pengobatan dapat dikombinasikan.
Sama dengan metode pengobatan, metode jenis ini harus mendapat persetujuan profesional seperti psikiater.
Sekarang ini, banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya terkena OCD loh.
Banyak juga penderita OCD yang akhirnya menyembunyikan gejala yang dimiliki karena malu dan gak mendapat dukungan sosial.
OCD juga punya level keparahan yang berbeda-beda dan kalau tidak segera ditangani bisa ngerugiin fisik, mental dan kehidupan sosial penderitanya.
Terus, gimana kalau ternyata kalian mengidap OCD?
Tenang aja Layanan konseling ini dilakuin secara one-on-one dengan psikolog yang berpengalaman dan ahli di bidangnya.
Dan kalau dibutuhin, dengan layanan ini kalian juga bisa melakukan psikoterapi juga.
Demikian informasi tentang faktor, gejala, dan cara menangani gangguan mental OCD (Obsessive Compulsive Disorder) menurut bidang ilmu psikologi.***