Ketahui Bahaya Sampah Pangan, Berikut Fakta - Fakta Mencengangkan dan Hal Kecil yang Bisa Kita Lakukan

- 23 Juni 2022, 06:09 WIB
Ilustrasi sampah. Akibat menghukum belasan murid untuk mengunyah sampah, Guru SD di Buton Sulawesi Tenggara resmi dinonaktifkan sementara.
Ilustrasi sampah. Akibat menghukum belasan murid untuk mengunyah sampah, Guru SD di Buton Sulawesi Tenggara resmi dinonaktifkan sementara. /Pixabay/Rita E/

Portal Pati - Sampah pangan masih jadi masalah urgen yang butuh solusi dikarenakan dampak buruknya bagi lingkungan, kita perlu banyak cek-ricek lagi plus antisipasi untuk meminimalisir menumpuknya sampah pangan, salah satunya dengan bijak mengonsumsi makanan.

Berdasarkan food sustainable index (2018) terbitan the economist intelligent unit bersama barilla center for food and nutrition foundation, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai Negara produsen sampah pangan terbanyak di dunia.

Pada 2013, FAO PBB merilis Food Wastage Footprint: Impacts on Natural Resources yang memaparkan bahwa jumlah susut pangan (food loss) dan sampah makanan (food waste) dikalkulasikan mencapai 1,6 miliar ton per tahun.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Peringatan Hari Bidan Nasional 24 Juni 2022, Cocok Untuk Dibuat Story WA, FB, IG

Sampah pangan juga berkontribusi terhadap isu lingkungan lain yang tidak kalah berbahaya, yakni gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global, perubahan ilklim, dan kepunahan banyak spesies flora dan fauna.

Sampah pangan tidak disarankan dicampur dengan sampah non-organik yang tidak mudah diurai atau membusuk.

Hal ini dikarenkaan pencampuran kedua jenis sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) yang miskin oksigen akan menghasilkan limpasan cairan beracun “leachate” yang sangat beracun untuk air tanah.

Baca Juga: Hewan Ternak Terserang PMK, Berikut Resep Jamu Ternak Alternatif dari Peternak Senior DIY

Ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak bahaya dari sampah organik, salah satunya adalah pada level rumah tangga.

Dikutip dari akun instagram @aksibumi.id, sebetulnya untuk level rumah tangga memang cukup dengan ditimbun menggunakan metode biopori, atau juga membuat komposting dengan gentong atau kontainer.

Halaman:

Editor: Mohammad Zaenul Fikron


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x