Portal Pati - Peternak dihebohkan dengan banyaknya hewan ternak yang terinfeksi penyakit kuku dan mulut (PMK).
Hingga Jumat, 17 Juni 2022 sudah banyak daerah yang berstatus zona merah dan kuning berdasarkan rilis dari kementrian pertanian.
Oleh karena itu, Gembong Danoediningrat yang merupakan peternak senior dari Yogyakarta bersama dengan Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI, Qomarun Najmi berinisiatif membuat formulasi jamu ternak alternative.
Baca Juga: Giatkan Urban Farming, Pemuda Desa Winong Pati Gelar Pelatihan Budidaya Tanaman Anggur dan Biopori
Qomarun Najmi menyatakan bahwa jamu ternak alternatif ini sudah diterapkan di ratusan ternak yang positif di Banjarnegara dan efektif bagi ternak yang baru bergejala.
“Setelah seminggu terapi jamu ini, ternak di Bajanegara bisa pulih,” Ucap Najmi.
Namun ada pengecualian yaitu apabila sudah terlanjur parah gejalanya harus terpaksa dipotong.
Baca Juga: Berikut 10 Link twibbon 22 Juni 2022, Hari Ulang Tahun DKI Jakarta ke 495
Adapun bahan baku pembuatan jamu alternatif ternak yaitu temulawak, kunyit, dan jambu biji masing-masing 1 kg.
Selain itu, dibutuhkan juga jinten (habbatussauda) sebanyak 100 gram, biji adas pulowaras 100 gram, dan gula aren 200 gram.