Mitos, Sejarah, Fakta dan Ritual di Malam Satu Suro Menurut Jawa dan Islam

30 Juni 2024, 08:32 WIB
ilustrasi keluarga Jawa yang sedang berada di rumah pada Malam Satu Suro, melakukan ritual dengan lilin dan persembahan, memperlihatkan suasana sakral dan misterius malam tersebut. /Hafidz muhammad reza/Jurnal ngawi

PORTAL PATI - Mitos, Sejarah, Fakta dan Ritual di Malam Satu Suro Menurut Jawa dan Islam Sumber Artikel berjudul "Mitos, S

Malam 1 Suro atau Tahun baru 1 Muharram 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 7 Juli 2024

Dalam budaya masyarakat Jawa, malam peringatan tahun baru tersebut dianggap sakral. Mereka memiliki beberapa tradisi untuk memperingati setiap Malam 1 Suro.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Muharram dan Alasan Bulan Suro Disebut sebagai 'Bulan Allah' Menurut Ulama Salaf

Tetapi, Zainuddin dalam tulisan berjudul "Tradisi Suro dalam Masyarakat Jawa" di portal web UIN Malang menyatakan, seringkali ada peristiwa ganjil pada peringatan Malam 1 Suro.

Menurut dia, ada banyak kepercayaan yang sifatnya mitos dan dongeng, seperti ritual mengunjungi tempat-tempat sakral dan keramat, contohnya pergi ke makam untuk memperoleh kekayaan, rezeki, pelaris, hingga jodoh.

Baca Juga: TERUNGKAP! Ini Manfaat Buah Jeruk untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Janin Beserta Saran Porsi yang Tepat

Lalu, ada juga aktivitas melempar sesaji, makanan, dan kurban ke laut yang dianggap sebagai sebuah sedekah. Selain itu, ada peringatan mandi di sebuah tempat rekreasi, tepatnya daerah Nganjuk, tujuannya agar awet muda dan panjang umur.

Di sisi lain, Prapto, Dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia, menjabarkan Malam 1 Suro adalah gerbang dunia manusia dan gaib bertemu.

Baca Juga: DIINGAT! Ini 6 Makanan yang Dapat Mempercepat Proses Penuaan dan Kesehatan Anda 

Akhirnya, hal-hal yang seharusnya suci malah jadi ditakuti oleh masyarakat Jawa.

Dari sana muncul mitos-mitos tentang Malam 1 Suro. Bahkan, penggambaran mistiknya diperlihatkan melalui berbagai media, salah satunya film dengan kisah menyeramkan di malam tersebut.

Namun, terlepas dari itu, Malam 1 Suro tetap dianggap sakral oleh masyarakat Jawa. Berikut sejarahnya.

Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010), menuliskan sakralitas peringatan Malam 1 Suro tidak terlepas dari budaya keraton.

Baca Juga: Fonomena Cek Khodam: Apa Hukumnya Punya Khodam dalam Islam? Boleh atau Haram? Ini Penjelasan Lengkapnya

Dahulu, keraton sering melakukan upacara dan ritual yang kemudian diwariskan secara turun temurun.

Hal itu juga diamini oleh Wahyana Giri dalam buku Sajen dan Ritual Orang Jawa (2010). Menurut dia, Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta mengartikan Malam 1 Suro sebagai malam yang suci serta bulannya penuh rahmat.

Ketika malam itu, beberapa orang Jawa Islam percaya, mendekatkan diri kepada Tuhan bisa dengan cara membersihkan diri serta melawan nafsu manusiawinya.

Oleh karena itu, mereka menjalankan upacara individu seperti tirakat, lelaku, atau perenungan diri.

Selain itu, ada juga aktivitas upacara kelompok seperti melakukan selametan khusus sepanjang satu minggu.

Sejarah penetapannya dicanangkan oleh Sultan Agung.

Di masa kerajaan Islam, kisaran 1628-1629, Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung mengalami kekalahan ketika menyerang Batavia.

Setelah kejadian itu, pasukan Mataram mulai terbagi menjadi beberapa keyakinan. Dari sini, Sultan Agung memotori pembuatan kalender tahun Jawa-Islam (penggabungan tahun Saka Hindu dengan Tahun Islam).

Di malam tahun baru tersebut (Malam 1 Suro), Sultan Agung akhirnya berhasil menciptakan kebudayaan Jawa di mana tidak boleh berbuat sembarangan, prihatin, dan tidak boleh berpesta.

Hal yang perlu dilakukan pada malam tersebut adalah menyepi, tapa, dan memohon kepada Tuhan. Dari sejarah tersebut, akhirnya Malam 1 Suro dianggap sakral.***

Editor: Abdul Rosyid

Tags

Terkini

Terpopuler