Kerongkongan terasa terbakar dan mulut terasa pahit. Ini terjadi karena adanya proses refluks asam lambung, atau saat makanan yang seharusnya berada di lambung, namun berbalik ke kerongkongan bersamaan dengan asam lambung.
Meningkatnya asam lambsung juga akan mengakibatkan sensasi panas di dada. Saat tidur, tubuh dipaksa bekerja lebih keras untuk memproses makanan.
Di samping beresiko terkena penyakit maag, kegiatan tidur setelah sahur juga beresiko terkena stroke.
Sebuah penelitian mengatakan, seseorang yang mempunyai jeda lebih panjang antara makan dan tidur, resiko terkenan stroke rendah.
Hal tersebut juga berarti, bila jeda antara makan dan tidur lebih pendek, maka resiko gangguan stroke lebih tinggi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, larangan Rasulullah telah dibuktikan juga secara medis.
Itulah alasan mengapa Rasulullah melarang umatnya untuk tidur setelah sahur, karena jika kita tidur setelah sahur maka keberkahan di pagi hari akan hilang.
Baca Juga: Sholat Tarawih Tapi Terlambat, Apakah Boleh Tetap Ikut Berjamaah? Ini Penjelasan dan Caranya