Mitos Perempuan Bahu Laweyan, Sosok yang Membawa Kematian dan Petaka

- 29 Juni 2024, 13:50 WIB
Ilustrasi perempuan bahu lawean.
Ilustrasi perempuan bahu lawean. /Rijksmuseum

Ayah dari Dewi Citrasari merasa bersedih dengan kondisi anaknya, dikarenakan sang anak merasakan sakit yang sangat dahsyat sehingga membuatnya tidak dapat berbicara.

Kemudian, dia meminta nasehat kepada raja-raja lainnya.

Sri Aji Pamasa yang bernama Gandarwaraja memberikan solusi, bahwasanya sang putri harus diberikan batu mulia Trikaya yang dikulum oleh seseorang yang berlidah warna merah agak kehitaman serta ujung yang putih.

Tiba-tiba raja Nusarukmi berkata bahwa anaknya si Kaskaya adalah orang yang tepat, karena ia memiliki kriteria tersebut.

Tak berselang lama, Raden Kaskaya mengulum permata Trikaya lalu menyemburkannya ke Dewi Citrasari.

Singkat cerita, Dewi Citrasari sembuh dan dapat berbicara seperti sedia kala. Akan tetapi, genderuwo yang ada pada tubuh Dewi Citrasari tidak rela harus lepas dari sang Dewi.

Beberapa hari kemudian, Dewi Citrasari menikah dengan Raden Kaskaya. Pada suatu hari, Sri Aji Pamasa bersemadi dan mendapatkan petunjuk bahwasanya terdapat wanita atau perempuan berjumlah 68 yang mempunyai nasib yang sama seperti putrinya.
Kebanyakan dari mereka masih anak-anak, ada juga yang sudah dewasa namun jumlahnya dapat dihitung jari.

Mereka juga golongan sukerta yaitu seseorang yang bernasib buruk.
Akhirnya Sri Aji Pamasa memanggil para patihnya untuk menemukan 68 perempuan tersebut dan meminta untuk meruwat agar tidak berlarut dan terhindar dari malapetaka.

Akan tetapi hingga kini belum ada fakta ilmiah yang membenarkan mitos ini.

***

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah