PORTAL PATI - Bulan Suro adalah bulan pertama dalam perhitungan kalender Hijriyah, yakni penanggalan yang digunakan oleh umat Islam.
Orang Jawa biasa menyebut bulan Muharram dengan nama Bulan Sura atau Suro karena pada bulan pertama kalender Hijriyyah ini terdapat tanggal yang dinilai keramat yaitu tanggal 10 (sepuluh) yang dalam bahasa Arab disebut ‘Asyuro.
Baca Juga: Inilah Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun 2024 Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan Lengkap
Dalam tradisi masyarakat Jawa yang sudah berjalan secara turun temurun, menyambut datangnya bulan Sura berarti menyambut datangnya tahun baru Islam yaitu tahun Hijriyah yang taqwim atau penanggalannya didasarkan pada peredaran bulan.
Tradisi tersebut termasuk bagian dari tradisi Islam Nusantara yang merupakan kajian dari Sejarah Kebudayaan Islam.
Salah satu hidangan yang identik dengan Tahun Baru Islam adalah bubur suro. Masyarakat Jawa khususnya, menghadirkan bubur suran atau bubur suro pada malam menjelang datangnya 10 Suro.
Baca Juga: Arti dan Makna Malam Satu Suro bagi Masyarakat Jawa, Harus Waspada dan Ingat dengan Hal Ini
Sepuluh Suro adalah hari kesepuluh dalam kalender Jawa yakni bulan Sura atau Suro.
Sepuluh Suro ini bertepatan pula dengan tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah atau Bulan Muharram Islam. Seperti dikutip PortalJember.com dari berbagai sumber.
Dalam konsep Jawa, hari esok dianggap datang setelah lewat pukul empat petang. Maka dari itu bubur suro disajikan pada malam menjelang datangnya 10 Suro.