Lirik Lagu Ibu Kita Kartini dan Maknanya untuk Anak SD, Lengkap Beserta Not Angka dan Partiturnya

- 21 April 2022, 10:30 WIB
Rekomendasi Quotes Selamat Hari Kartini 2022 Penuh Semangat untuk Peringatan 21 April 2022  
Rekomendasi Quotes Selamat Hari Kartini 2022 Penuh Semangat untuk Peringatan 21 April 2022   /

Portal Pati - Simak berikut ini sejarah singkat RA Kartini dan lirik lagu Ibu Kita Kartini (WR Supratman) yang dilengkapi dengan partiturnya.

Lagu Ibu Kita Kartini ciptaan WR Supratman ini sering dinyanyikan dalam puncak acara Peringatan Hari Kartini seperti saat ini.

Lagu Ibu Kita Kartini dinyanyikan sebagai penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa perjuangan Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi wanita.

Baca Juga: Penuh Makna, Berikut Puisi Singkat Hari Lahir R.A Kartini, untuk Ucapan Peringatan 21 April 2022

Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April, bertepatan dengan hari lahirnya RA Kartini pada tanggal 21 April 1879 di Kabupaten Jepara, salah daerah di bagian utara Provinsi Jawa Tengah.

Secara resmi, peringatan Hari Kartini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964.

Keputusan tersebut ditandatangani pada tanggal 2 Mei 1964. Di dalam keputusan Presiden tersebut juga memuat penetapan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Raya Idul Fitri 2022 Bahasa Jawa Singkat Halus untuk Orang Tua, Pacar dan Keluarga

RA Kartini merupakan pejuang emansipasi wanita. Kartini telah berjuang pada masanya untuk memajukan martabat wanita.

Semasa hidupnya, RA Kartini sangat berharap dapat menyetarakan hak dan status sosial kaum wanita dengan pria.

RA Kartini ingin agar wanita pribumi Indonesia dapat memiliki kesempatan yang sama seperti wanita Eropa, khususnya dalam dunia pendidikan.

Baca Juga: Cek Segera! Link Pendaftaran Mudik Lebaran 2022 Gratis PBNU, Begini Syarat dan Kriteria Lengkapnya

RA Kartini sangat menyadari bahwa pendidikan merupakan jalan keluar untuk memajukan kaum wanita Indonesia pada masa itu.

Sayangnya, RA Kartini meninggal pada usia yang cukup muda (25 tahun) pada tanggal 17 September 1904 dan dikebumikan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang. Kartini meninggal dunia setelah melahirkan putra pertamanya.

RA Kartini merupakan putri yang lahir dari bangsawan Jawa. Ayahnya bernama Raden Mas Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario Tjondronegoro IV.

Baca Juga: Cek Segera! Link Pendaftaran Mudik Lebaran 2022 Gratis PBNU, Begini Syarat dan Kriteria Lengkapnya

Ayah RA Kartini adalah seorang patih yang kemudian diangkat menjadi Bupati Jepara. Sedangkan ibunya bernama M.A. Ngasirah, seorang putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Apabila diurutkan berdasarkan asal-usul silsilahnya, maka keluarnya RA Kartini yang dari ayahnya merupakan trah keturunan Sultan Hamengkubuwono IV.

Keluarga RA Kartini masih memiliki keturunan dengan keluarga Sosoningrat dari silsilah kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Jawaban Tebak Kata Tantangan Harian Shopee 20 April 2022, Menangkan Hadiah Berupa Voucher Gratis

Itulah alasannya mengapa Kartini mendapatkan gelar Raden Ajeng (RA), sebuah gelar yang hanya dimiliki oleh kaum bangsawan.

Sejarah Perjuangan RA Kartini

Sejarah perjuangan RA Kartini diawali ketika beliau berumur 12 tahun. Pada waktu itu, RA Kartini sangat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tetapi dilarang oleh ayahnya.

Sebelumnya, RA Kartini telah menempuh pendidikan di Europese Lagere School (ELS). RA Kartini merasa yakin sanggup mengikuti jenjang lebih tinggi, karena sudah mahir berbahasa Belanda.

Usaha untuk meyakinkan ayahnya tersebut ternyata sia-sia. Ayahnya memutuskan bahwa di usianya yang 12 tahun, RA Kartini harus dipingit dan jika masa pingit selesai, akan dinikahkan.

Baca Juga: Cek Bansos PKH Kabupaten Blora Jawa Tengah April 2022, Segera Cair, Berikut Cara Cek yang Cepat dan Praktis

RA Kartini tidak memiliki pilihan lain, sehingga harus mengikuti keinginan orangtuanya untuk menjalani pingit.

Selama dipingit, RA Kartini rajin menuliskan surat kepada teman-temannya yang sebagian besar orang Belanda.

Dari situlah selanjutnya RA Kartini mengenal Rosa Abendanon yang sangat mendukungnya untuk mendapatkan hak-hak sebagai perempuan.

Baca Juga: UPDATE! 'AAMALRN, KKEINOS, LMAEAST' Kunci Jawaban 19 April 2022 Tebak Kata Tantangan Harian Shopee

Rosa Abendanon juga rajin mengirimkan buku-buku dan surat kabar dari Eropa untuk RA Kartini, sehingga pola pikir RA Kartini menjadi lebih maju.

Melalui surat kabar dan buku-buku terbitan Eropa tersebut, RA Kartini memahami bahwa wanita-wanita Eropa memiliki kedudukan yang sama untuk meraih hak-haknya.

Sementara di Indonesia, beliau menyadari bahwa wanita berada pada posisi sosial yang sangat rendah.

Baca Juga: Amalan Doa Setelah Sholat Hajat Malam Nuzulul Quran, Doa Mudah Diijabah: Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan

RA Kartini juga banyak membaca surat kabar Semarang, De Locomotief dan menerima paket majalah, diantaranya majalah wanita Belanda, De Hollandsche Leli. RA Kartini kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya melalui majalah tersebut.

Perhatian RA Kartini tidak hanya semata-mata tentang emansipasi wanita. Beliau juga sangat memperhatikan masalah-masalah sosial yang terjadi pada saat itu.

RA Kartini melihat bahwa perjuangan wanita agar mendapatkan kebebasan, otonomi. dan persamaan hukum merupakan bagian dari gerakan yang lebih luas.

Baca Juga: 5 Rahasia Sifat Dasar Lelaki, Wanita Harus Mengerti 'Tidak Paham Kode' Salah Satunya , Simak Fakta Unik

Ketika RA Kartini berusia 20 tahun, beliau sudah berhasil menyelesaikan membaca buku, seperti Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya hingga dua kali.

Kemudian De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus, buku karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek, dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata).

Buku-buku bertulisan Belanda tersebut, telah membuat RA Kartini semakin terbuka pikirannya dan semakin maju.

Baca Juga: Cek Segera! Link Pendaftaran Mudik Lebaran 2022 Gratis PBNU, Begini Syarat dan Kriteria Lengkapnya

Setelah masa pingitannya berakhir (12 November 1903), RA Kartini harus menikah dengan Bupati Rembang bernama KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat atas perintah dari orangtuanya.

Pada saat itu, status RA Kartini adalah istri kedua Bupati Rembang tersebut. Meskipun demikian, sang suami sangat mendukung cita-cita RA Kartini, termasuk mewujudkan keinginan beliau untuk membangun sekolah khusus wanita.

Di dalam pernikahannya, RA Kartini dikaruniai seorang putra, bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Baca Juga: Daftar Kutipan Kata-Kata Nuzulul Quran 2022 Menyentuh Hati Penuh Doa, Bikin Keren Story Medsos Mu

Akan tetapi, empat hari setelah beliau melahirkan putranya, RA Kartini menghembuskan napas terakhir. Beliau meninggal dunia pada usia 25 tahun.

Sepeninggalan RA Kartini, ternyata perjuangan RA Kartini diteruskan oleh sahabatnya, Rosa Abendanon. Rosa Abendanon kemudian membukukan surat-surat yang dikirimkan RA Kartini dan diberi judul Door Duisternis tot Licht, yang artinya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”.

Buku tersebut selanjutnya diterbitkan pada tahun 1911 dan disebarkan di seluruh Eropa dan Indonesia dalam bahasa Belanda.

Baca Juga: Full Lengkap Inilah Doa Nuzulul Qur'an Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Pada tahun 1922, buku tersebut diterjemahkan oleh Balai Pustaka ke dalam bahasa Melayu dan diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Peringatan Hari Kartini mengandung makna yang sangat mendalam mengenai emansipasi perempuan dan mengingatkan untuk terus memperjuangkan keadilan gender.

Baca Juga: 40 Soal Ujian Sekolah (US) Bahasa Indonesia Kelas 6 SD MI Tahun 2022 Lengkap dengan Kunci Jawaban Terbaru

Lirik Lagu Ibu Kita Kartini (WR Supratman) Dilengkapi Partiturnya

Berikut ini adalah lirik lagu Hymne Hari Ibu dan Mars Hari Ibu dilengkapi dengan partiturnya.

Lirik Lagu :

Ibu Kita Kartini (Ciptaan : WR Supratman)

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Baca Juga: Materi Kultum atau Ceramah Singkat Tema Nuzulul Quran dan Kemuliaannya dari Syekh Ali Jaber

Partiture :

Lagu Ibu Kita Kartini yang diciptakan oleh WR Supratman, Lengkap Teks Lirik, Not Angka dan Sejarah Singkatnya
Lagu Ibu Kita Kartini yang diciptakan oleh WR Supratman, Lengkap Teks Lirik, Not Angka dan Sejarah Singkatnya

Inilah sejarah singkat RA Kartini dan lirik lagu Ibu Kita Kartini.***

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah