Terlanjur Puasa Rajab Tanggal 2 Februari 2022? Boleh atau Tidak? Simak Jawaban Menurut Gus Baha Lengkap

6 Februari 2022, 17:05 WIB
3 keistimewaan Bulan Rajab /Pexels/Thirdman

Portal Pati - Terlanjur puasa Rajab tanggal 2 Februari 2022? boleh atau tidak? simak jawaban menurut Gus Baha lengkap .

Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan bahwa tanggal 1 Rajab jatuh pada hari Kamis, 3 Februari 2022.

Sedangkan menurut perhitungan hisab, awal bulan Rajab jatuh pada Rabu Wage, 02 Februari 2022. Ijtima' terjadi pada Selasa Pon, 01 Februari 2022 jam 12.03 WIB. Ketinggian hilal 03° 18'. Lama hilal 00.14.

Baca Juga: Hilal Tak Terlihat, Kapan Bulan Rajab 2022? Awal Rajab 1443 H diundur?

Lalu apa hukumnya bagi orang yang terlanjur puasa Rajab? Apakah dilanjutkan atau dibatalkan.

Perbedaan pendapat tentang penetapan awal bulan hijriah sering terjadi. Memang ada dua metode yang digunakan dalam penentuan awal bulan hijriah, yaitu metode hisab dan rukyat.

Metode hisab adalah cara menentukan posisi hilal pada kalender bulan hijriyah menggunakan matematika dan astronomi, dalam kajian pesantren disebut dengan ilmu falakiyah.

Baca Juga: Ini Doa Buka Puasa Sunnah Rajab yang Wajib Kamu Tahu Terlengkap

Sedangkan metode rukyat adalah menentukan awal bulan hijriah dengan melihat hilal langsung. Jika hilal terlihat maka masuk awal bulan, jika tidak maka disempurnakan menjadi 30 hari.

Kedua metode ini juga digunakan dan benar menurut ulama fikih, karena kedua metode itu berdasarkan dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadist yang kuat.

Gus Baha dalam ceramahnya menjelaskan bahwa ketika pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenag menentukan awal bulan Ramadhan adalah hari Ahad misalnya, maka ulama tidak harus ikut.

Baca Juga: Doa Buka Puasa Sunnah Rajab, Full dengan Niat Puasa bulan Rajab Teks Arab, Latin, Artinya Lengkap

"Atas stabilitas negara, oke, kita boleh ikut negara. Atas nama ilmunya ulama namanya hilal pasti khilaf. Ada yang 1 derajat itu sudah berganti tanggal ada yang bilang harus menunggu rukyah bil fi'li (melihat bulan secara langsung)," kata Gus Baha.

Jadi, setiap pergantian bulan hijriah mesti ada perbedaan pendapat. Orang yang berprinsip bahwa tinggi hilal 1 derajat sudah masuk awal bulan, maka ia boleh puasa.

Di sisi lain, orang yang berprinsip bahwa awal bulan menunggu hilal diatas ufuk 3 atau 2,5 derajat maka harus menunggu besoknya.

Baca Juga: Bacaan Niat Buka Puasa Sunnah Rajab Lengkap dengan Latin, Arab dan Terjemahannya

Ulama boleh mengatakan ada khilaf dalam penentuan awal bulan. Namun, pemerintah tidak boleh salah. Artinya pemerintah harus menentukan satu pendapat, karena pemerintah menjadi acuan masyarakat.

"Dalam hal agama, konstitusi konstitusi ulama harus lebih tinggi daripada konstitusi hai'ah (lembaga). Bukan berarti ulama tidak boleh ikut negara, lho, ya," kata Gus Baha.

"Saya sampai sekarang masih mengikuti pemerintah. Tapi negara tetap harus membiarkan ulama yang punya ciri khas beda pendapat," lanjut Gus Baha.

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Mandi Wajib Sebelum Puasa Rajab Terlengkap, Jangan Sampai Lupa, Puasa tidak Sah!

Karena itu, menurut Gus Baha, jika ada yang terlanjur puasa karena mengikuti kalender maka tidak masalah. Sebab kalender hijriah itu perhitungannya juga menggunakan ilmu falakiyah atau astronomi dan itu benar menurut kesepakatan para ulama.***

 

Editor: Mohammad Zaenul Fikron

Tags

Terkini

Terpopuler