Kapan Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rabiul Awal 2023? Catat Tanggal dan Bacaan Niat Puasa Sunah Bulan Maulid

27 September 2023, 08:38 WIB
Ilustrasi Puasa /Freepik/

Portal Pati - Kapan Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rabiul Awal 2023? Catat Tanggal dan Bacaan Niat Puasa Sunah Bulan Maulid.

Niat Puasa Ayyamul Bidh Bulan Rabiul Awal 1443 H boleh dibaca atau dilafadzkan saat makan sahur atau setelah fajar.

Dengan catatan belum menyantap makanan atau minum karena puasa ini adalah puasa sunnah.

Baca Juga: Bolehkah Berpuasa Sunnah di Bulan Maulid Rabiul Awal? Begini Penjelasan Lengkapnya

Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan tiga hari dan kali ini bertepatan tanggal 29, 30 September dan 1 Oktober 2023.

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan tiga hari dalam tiap bulan ketika rembulan sedang purnama yakni, tanggal 13, 14 dan 15 tiap bulan qamariyyah. Ayyamul Bidh artinya hari-hari putih.

 

 

Sebelum melaksanakan puasa sunnah ini, Muslim perlu mengetahui bacaan niat Puasa Ayyamul Bidh:

Baca Juga: Lirik Lagu Mengenang Bintang oleh Sherina Munaf feat Derby Romero, Viral OST Film Petualangan Sherina 2

Berikut bacaan niat Puasa Ayyamul Bidh Bulan Rabiul Awal 1445 H:

نويت صوم غد ايام البيض سنة لله تعالى.

Nawaitu Shauma Ghadin Ayyaamal Bidh Sunnatan Lillaahi Ta'ala.

Artinya : Saya niat berpuasa besok pada hari-hari putih sunnah karena Allah Ta'ala.

Dalil disunnahkannya puasa Ayyamul Bidh ini tertuang dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam At Tirmidzi dan Imam Nasai, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Hai Abu Dzar, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR Tirmidzi dan an Nasai)

Imam Bukhari menulis sebuah bab di dalam Kitab Shahihnya dengan judul : “puasa hari-hari bidh (hari putih/purnama)”, hari ke 13, 14 dan 15).

Baca Juga: Ini 8 Keajaiban Maulid Nabi yang Muncul Detik-detik Kelahiran Rasulullah SAW Kata Ustadz Khalid Basalamah

Asal-Usul Puasa Ayyamul Bidh

Dinamai ayyamul bidh terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.

Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong.

Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15). Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga badan Nabi Adam As menjadi putih.

Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.

Baca Juga: Lirik Sholawat Qur'aniyah versi Ai Khodijah Lengkap Tulisan Bahasa Arab dan Latin, Sholawat Penyejuk Hati

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh bagi Muslim yang menjalankannya sangat banyak.

Karena itu, Muslim dianjurkan untuk tidak menyia-nyiakan menjalankan puasa sunah yang dilakukan tiga hari dalam tiap pertengahan bulan.

Berikut keutamaan puasa Ayyamul Bidh:

1. Seperti Puasa Sepanjang Tahun Menjalankan ibadah puasa sunnah Ayyamul Bidh seperti berpuasa selama setahun.

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari).

2. Tiket Surga Ar Rayan

Ahli puasa akan mendapatkan pintu khusus untuk masuk surga saat di akhirat nanti.

Ahli puasa akan masuk melalui pintu Ar-Rayyan, termasuk orang yang melakukan puasa Ayyamul Bidh.

إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد

“Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya “Ar-Rayyan,” yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. Di katakan : Manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi. (HR Bukhori dan Muslim).

 

***

Editor: Uswatun Khasanah

Tags

Terkini

Terpopuler