KHUTBAH Jumat Menyambut Ramadhan 2024, Download PDF Naskah Khutbah Persiapan Menyambut Ramadhan 1445H

- 29 Februari 2024, 05:50 WIB
Ini Bacaan Do'a Menyambut dan Memasuki Bulan Suci Ramadhan 2024, Marhaban Ya Ramadhan 1445H
Ini Bacaan Do'a Menyambut dan Memasuki Bulan Suci Ramadhan 2024, Marhaban Ya Ramadhan 1445H /

Portal Pati - Hanya dengan menghitung hari saja sebentar lagi akan tiba saatnya Bulan Ramadhan tahun 2024 1445 Hijriah.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci dan penuh berkah, pada bulan tersebut umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

Tak hanya menahan lapar dan minum, umat muslim diharuskan menahan emosi serta menahan hawa nafsu.

Menjelang datangnya bulan Ramadhan, tentunya setiap umat muslim perlu melakukan persiapan di bulan untuk menyambut bulan penuh berkah tersebut.

Baca Juga: Segera Rilis! Vivo V30 dan Vivo V30 Pro Indonesia: Ini Bocoran Spesifikasi dan Prediksi Harganya

Berikut Fokus Muria akan membagikan informasi tentang Khutbah Jumat menyambut Ramadhan tahun 2023.

Isi Khutbah Jumat dengan judul 'Persiapan Ramadhan' adalah sebagai berikut :

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
 
Ayyuhannas Rahimakumullah!

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT!

Bulan Syaban adalah bulan ke delapan dalam Islam. Para ulama mengatakan bahwa bulan ini dinamakan Syaban karena berasal dari kata sya’b atau syi’b yang kadang disebut dengan lembah. Manusia berpencar untuk mencari air setelah berlalunya bulan Rajab.

Baca Juga: Bolehkah Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh? Ini Penjelasan Lengkapnya

Bulan Syaban di satu sisi bagi kebanyakan orang tidak memiliki keistimewaan tersendiri, namun ternyata Nabi Muhammad SAW mengistimewakannya dengan melakukan berbagai amalan di dalamnya, di antaranya adalah dengan berpuasa.

Imam Ahmad dan Imam Nasai rahimahumallahu meriwayatkan dari sahabat yang mulia Usamah bin Zaid radhiyallahu anhuma, salah seorang sahabat yang paling dekat dan dicintai oleh Nabi SAW.

 
Beliau memerhatikan bahwa junjungan beliau yang paling beliau cintai dan mencintai beliau, ketika datang Bulan Syaban memperbanyak puasa. Tidak sama dengan bulan-bulan yang lain.
 
 
Maka beliau bertanya kepada Nabi SAW, “Ada apa gerangan wahai Rasulullah sehingga Anda memperbanyak puasa sunnah di Bulan Syaban, puasa yang tidak pernah Anda lakukan sebanyak itu selain di Bulan Syaban?”

Nabi SAW menjawab pertanyaan ini dengan dua alasan.

Pertama :  Beliau mengatakan,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

“Itulah bulan yang manusia lalai darinya—bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadhan….” (HR. An-Nasa’i).
 
Baca Juga: Segera Rilis! Vivo V30 dan Vivo V30 Pro Indonesia: Ini Bocoran Spesifikasi dan Prediksi Harganya

Banyak manusia yang melalaikan Bulan Syaban. Banyak manusia yang memforsir ibadah di bulan Rajab, karena dia merupakan salah satu bulan yang diharamkan atau diagungkan oleh Allah.

Lalu seolah dengan berlalunya bulan Rajab maka tiba waktu untuk beristirahat sebelum masuk bulan Ramadhan. Bulan yang nantinya mereka akan kembali mengoptimalkan ibadah di dalamnya.
 

Melihat fenomena ini, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ingin mengubah pandangan mereka. Sehingga Beliau justru memperbanyak ibadah di bulan Syaban. Salah satunya adalah dengan memperbanyak Puasa Sunnah.

Kedua: Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan,

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“….Dia adalah bulan yang diangkat di dalamnya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku senang jika amalanku diangkat sementara aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).

Nabi SAW mengatakan bahwa Bulan Syaban merupakan bulan di mana amal-amal shaleh diangkat dan dilaporkan kepada Allah Rabbul ‘Alamin.
 
Baca Juga: Ketahui! Harga Terbaru HP Vivo Y100 5G Indonesia dan Spesifikasinya

Dan beliau suka ketika amalannya diangkat ke langit dan malaikat membawa catatan amalannya di sisi Allah malaikat berkata, “Wahai Allah hamba-Mu Muhammad dalam keadaan berpuasa, ketika saya membawa catatan-catatan malam ini.”

Hal tersebut juga mengingatkan kita tentang alasan mengapa beliau Shallallahu alaihi wa sallam berpuasa Senin Kamis.

Beliau menjelaskan alasannya adalah karena hari-hari tersebut adalah waktu diangkatnya amal-amal shaleh kepada Allah SWT.

Bulan Sya’ban yang banyak dilalaikan ini, ternyata Nabi SAW justru memperbanyak beribadah di dalamnya dengan dua alasan tadi.
Karena manusia banyak melalaikannya. Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka hamba itu menjadi mulia di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.
 
Baca Juga: Lakukan Ibadah ini untuk Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan, Baik Jasmani maupun Rohani

Bukankah kita masih ingat bahwa di antara shalat-shalat yang begitu dianjurkan kepada kita adalah shalat lail yang merupakan shalat yang paling afdhal?

Di antara alasan mengapa dia menjadi afdhal adalah karena pada waktu shalat lail itulah banyak manusia yang lalai. Nabi SAW bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.

“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahim dan shalatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ad-Darimi).

Hadits di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa siapa yang bangkit dan beribadah pada waktu di mana kebanyakan manusia lalai, maka dia akan mendapatkan keutamaan di sisi Allah SWT.

Bukankah ketika Nabi SAW menyebutkan akan terjadinya fitnah di tengah-tengah kaum muslimin, terjadi pertempuran, pertengkaran dan seterusnya maka pada saat itu manusia akan disibukkan dengan fitnah-fitnah yang terjadi di tengah-tengah mereka, maka Nabi SAW bersabda :

  العِبَادَةُ فِي الهَرْجِ كَهِجْرَةِ إلَيَّ
 
“Ibadah pada zaman al-harj seperti hijrah kepadaku.” (HR Muslim dan Ibnu Majah).


Bukankah Nabi kita Muhammad SAW mengatakan :

طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

“Beruntunglah orang-orang yang terasing.” Lalu ada yang bertanya, “Siapa orang yang terasing itu wahai, Rasulullah?” Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek. Orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang menaatinya.” (HR. Ahmad).

Maka mari kita memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah utamanya ibadah puasa.

Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya bagaimana puasa Nabi shallallahu alaihi wasallam pada bulan Sya’ban? Beliau mengatakan :

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak puasa, sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang lainnya.

Jadi dikatakan bahwa beliau berpuasa sebulan penuh karena beliau memperbanyak puasa di bulan tersebut.  

Sekalipun Bulan Muharram adalah bulan yang paling afdhal untuk berpuasa sunnah namun puasa sunnah yang paling banyak dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah justru di Bulan Syaban.

Lalu apa hikmahnya?

Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau memperbanyak puasa di Bulan Syaban adalah sebagai persiapan, latihan, dan pemanasan sebelum memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki.

Yaitu perlombaan hamba-hamba Allah di Bulan Ramadhan untuk menuju predikat yang paling tinggi bagi seorang hamba yaitu predikat takwa. Maka marilah kita memanfaatkan waktu ini untuk melatih diri kita berpuasa.

Mungkin sebagian kita, sejak perginya Bulan Ramadhan yang lalu tidak lagi pernah merasakan bagaimana indahnya berpuasa karena Allah.
 

Maka saatnya kita mencoba berpuasa di bulan Sya’ban ini agar tubuh kita tidak kaget dengan kedatangan bulan Ramadhan, di mana kita akan berlapar-lapar dan berhaus-haus karena Allah selama satu bulan penuh. Untuk itu kita jadikan Sya’ban sebagai latihan dan pemanasan bagi kita.

Para salaf memahami bahwa bukan hanya puasa yang harus kita biasakan sebelum datangnya Bulan Ramadhan.

Di antara ibadah yang mereka anjurkan untuk dibiasakan sejak sekarang adalah membaca Alquran. Karena Ramadhan adalah bulannya Al Quran sebagaimana firman Allah SWT :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185).

Dia adalah bulan untuk membaca Alquran dan mengkhatamkannya berkali-kali, tiga kali, sepuluh kali, bahkan ada dari kalangan ulama kita yang mengkhatamkannya sebanyak enam puluh kali.
 

Tapi tidak mungkin kita bisa membaca Al-Quran sebanyak itu, jika kita tidak pernah menyentuh Al-Quran sejak perginya Ramadhan yang lalu.

Maka Bulan Syaban adalah bulannya membaca Alquran. Kata Salamah bin Suhail, “Bulan Sya’ban adalah bulannya para qurro‘ (pembaca Alquran)”.

Amr bin Qais Al-Mula’i beliau bahkan menutup kedai-kedai beliau setelah datangnya bulan Sya’ban untuk mengonsentrasikan diri khusus untuk membaca Al-Quran.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan suci, bulan yang bersih. Maka mari kita bersihkan hati-hati kita dengan memperbanyak taubat kepada Allah dan menghentikan maksiat-maksiat yang selama ini kita lakukan.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci dan bersih, maka tidak mungkin kita sambut dengan sebaik-baiknya kecuali dengan hati yang bersih pula. Dan cara membersihkan hati adalah dengan banyak taubat kepada Allah serta memperbanyak amal shaleh, karena amal shaleh bisa menghilangkan noda-noda kemaksiatan dan dosa kita.

Allah SWT berfirman :

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَـفًا مِّنَ الَّيْلِؕاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِؕذٰ لِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ

“Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud: Ayat 114).

 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ          


KHOTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ ، وَحْدَهُ لَاْ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمَاً كَثِيْرَاً .

Hadirin sekalian!

Sebagai penutup! Saat ini kita berada di pertengahan Bulan Syaban. Lalu apakah ada amalan khusus dengan datangnya pertengahan Syaban?

Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُومُوا

“Jika tersisa separuh Bulan Syaban, maka janganlah kalian berpuasa.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Hadits ini dishahihkan oleh sebagian ulama dan dilemahkan oleh sebagian yang lain. Ulama yang melemahkannya mengatakan bahwa tetap dibolehkan untuk berpuasa sunnah sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Dan sebagian ulama yang menshahihkannya mengatakan bahwa maksudnya adalah jangan memulai berpuasa di pertengahan Syaban sehingga orang-orang yang memulai puasanya di awal Syaban tidak mengapa meneruskan puasa sunnahnya.

Kesimpulannya Jamaah sekalian, ketika datang pertengahan Syaban maka tidak mengapa. Insya Allah bagi mereka yang ingin melakukan puasa-puasa sunnah untuk berpuasa.

Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah yang mengatakan bahwa malam Syaban adalah malam di mana Allah mengampuni seluruh hamba-hamba-Nya kecuali seorang musyrik dan seseorang yang bertengkar dengan saudaranya.

Hadits ini pun dilemahkan oleh sebagian ulama dan dishahihkan oleh sebagian yang lainnya. Ulama yang menshahihkannya menjelaskan bahwa hal ini menunjukkan di antara keutamaan Bulan Syaban dan secara khusus pertengahannya.

Namun tidak ada penegasan bahwa adanya ibadah-ibadah dan amalan-amalan khusus seperti shalat-shalat dan puasa-puasa khusus yang hanya diniatkan pada pertengahan Syaban.

Sya’ban secara keseluruhan adalah momen untuk memperbanyak ibadah dan tidak khusus hanya di lima belas Syaban saja.

Tentu saja yang terpenting dari semua ini adalah kita perlu memperbanyak doa kepada Allah, karena sekalipun Ramadhan sudah sangat dekat, namun tidak ada jaminan bahwa kita masih hidup ketika hilal Ramadhan terlihat.

Padahal kita begitu butuh dengan Ramadhan. Maka mari kita memperbanyak doa agar Allah kembali mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan.

Dan yang lebih penting dari itu adalah semoga kita bisa menjadi orang-orang yang memanfaatkan bulan Ramadhan dengan banyak beribadah sebagaimana yang Allah inginkan dari kita dan dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.

Hari Jumat adalah waktu yang tepat untuk beribadah dan berdoa kepada Allah. Hari ini ada satu waktu yang kapan seorang hamba berdoa pada waktu tersebut pasti Allah akan mengabulkan doanya.

Kita juga dianjurkan untuk memperbanyak shalawat serta salam kepada Nabi yang tercinta Muhammad SAW

  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ والْمُنَافِقِينَ وَأَعدَاءَكَ وَأَعدَاءِنَا يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا يَا أَرحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ إنَّا نَسأَلُكَ حُسنَ الخَاالخَاتِمَةِ. رَبَّنَا ارزُقنَا حُسنَ الخَاتِمَةِ يَا أَرحَمَ الرَّحِمِينَ. َرَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ                                          
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Demikian terkait naskah Khutbah Jumat untuk persiapan menyambut Ramadhan 2024 1445 H.***

Editor: Rahayu Tri Agustina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x