2. Niat kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah
Melansir dari Dr Oni Sahroni Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, hewan kurban disembelih pada hari raya Idul Adha sebagai bentuk taqarrub pendekatan diri kepada Allah.
3. Patungan memenuhi batasan jumlah pengurban
Kurban patungan harus memenuhi batasan jumlah pengurban. Dewan Syariah Dompet Dhuafa, Ustadz H. Ahmad Fauzi Qosim, S.S., M.A., M.M mengatakan bahwa kurban kambing hanya boleh untuk 1 orang dan boleh untuk mewakili keluarga, sementara kurban sapi atau unta bisa untuk 7 orang. Maka dari itu, patungan kurban yang diperbolehkan adalah sapi atau unta.
Melansir dari zakat.or.id Dompet Dhuafa, sebagian ulama menjelaskan, kurban satu kambing lebih baik dari pada ikut patungan sapi atau unta, karena tujuh kambing manfaatnya lebih banyak dari pada seekor sapi (Shahih Fiqh Sunnah, 2:375, Fatwa Lajnah Daimah no. 1149 dan Syarhul Mumthi’ 7:458).
Imam As-Saerazi Asy-Syafi’i mengatakan,
“Kambing (sendirian) lebih baik dari pada urunan sapi tujuh orang. Karena orang yang berkurban bisa menumpahkan darah (menyembelih) sendirian.” (Al Muhadzab 1:74).
Dari pendapat ulama di atas ditarik dari gambaran perekonomian masyarakat yang tinggal di Arab yang memang digolongkan sebagai masyarakat mampu sehingga membeli hewan kurban untuk perseorangan. Sedangkan di Indonesia masih banyak masyarakat kelas menengah ke bawah sehingga membeli sapi secara patungan adalah solusi yang sering dilakukan.
4. Bermanfaat untuk berbagi
Patungan kurban adalah bentuk sedekah daging yang membangun solidaritas umat Islam. Dengan patungan kurban sapi, maka pengkurban mendapatkan pahala sekaligus membantu para dhuafa menikmati daging.