Refleksi Hari Krida Pertanian 2022, Berikut Potret Kondisi Pertanian Indonesia

26 Juni 2022, 19:05 WIB
Ilustrasi pertanian /Pixabay/TimHill/

Portal Pati - Hari Krida Pertanian diperingati setiap tanggal 21 Juni setiap tahunnya.

Pada hari Selasa, 21 Juni 2022 Indonesia akan merayakan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-50.

Pemilihan tanggal 21 Juni didasarkan faktor astronomis yaitu tanggal 21 Juni adalah waktu dimana Indonesia mengalami pergantiaan iklim yang berdampak pada kegiatan pertanian.

 Baca Juga: Website Ini Bisa Membantu Membuat CV Tanpa Ribet, Tinggal Isi Formulir dan Unggah Foto Saja, Berikut Linknya

Pada tanggal tersebut, matahari ada dalam posisi garis balik utara (23,5° lintang utara). 

Ketika itulah, proses produksi tanaman berakhir dan proses penanaman yang baru akan dimulai.

Selain itu, pemilihan tanggal 21 Juni ditetapkan sebagai peringatan HKP karena faktor musim.

 Baca Juga: Kunci Jawaban TANTANGAN HARIAN Mode Terbaru Shopee Tebak Kata 26 Juni 2022, Menangkan Banyak Hadiah

Terkait dengan faktor musim, tanggal 21 Juni merupakan awal musim yang pertama. Itu berarti, tanggal 21 Juni menjadi awal dari 12 siklus musim atau siklus pranata mangsa. Siklus pranata mangsa bila diuraikan akan menjadi musim hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "krida" berarti olah; perbuatan; tindakan.

Dengan demikian, peringatan HKP merupakan momen untuk mengenang, menghargai para petani, peternak, pegawai dan pengusaha yang bergerak di dunia pertanian.

 Baca Juga: 5 Cara Mengecilkan Perut: Lemak Penyebab Buncit Hilang Secara Alami yang Bisa Anda Coba di Rumah

Namun, saat ini dunia pertanian banyak mengalami problematika yang mendasar sehingga terjadi kemunduran di negeri yang mendapat julukan agraris ini, salah satunya adalah minimnya regenerasi petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada tahun 2019 jumlah petani di Indonesia bisa mencapai 34,58 juta.

Sementara pada tahun berikutnya, yaitu pada 2020 jumlah itu menurun tajam menjadi hanya 33,4 juta petani.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Idul Adha 1443 H 2022, dalam Bahasa Inggris dengan Arti Bahasa Indonesia, Bagikan Pada Teman

Terkait dengan hal ini, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian juga merilis bahwa jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20 sampai 39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang atau hanya sekitar 8 persen. 

Selain masalah regenerasi, pertanian di Indonesia juga dihadapkan dengan masalah semakin sempitnya lahan akibat alih fungsi lahan.

Hal ini sangat sering terjadi di pulau Jawa, padatnya penduduk dengan tingkat kebutuhan yang tinggi menyebabkan lahan pertanian disulap menjadi apartemen dan gedung pencakar langit.

 Baca Juga: Weton Senin Wage, Garis Perjalanan Hidup Manusia Menurut Hari Kelahiran

Produktivitas yang rendah dipadu dengan medan yang semakin sempit membuat perekonomian petani semakin tertindas.

Masalah lain yang saat ini dihadapi dunia pertanian di Indonesia adalah teknik budidaya yang kurang presisi.

Ketepatan yang dimaksud di sini adalah budidaya dengan teknik yang benar dan tepat. Di lapangan, bertani didasarkan pada naluri dan pengalaman.

 Baca Juga: Bisa Picu Naiknya Asam Lambung, Berikut Bahaya Buah Nanas Saat Dikonsumsi Secara Berlebihan, Selengkapnya

Jarang sekali petani di Indonesia yang berasal dari latar belakang pendidikan dan sudah memiliki pengetahuan pertanian yang memadai.

Misalnya, pemupukan dengan dosis yang tepat, pengendalian hama yang tepat, atau proses pasca panen yang harus dilakukan untuk meningkatkan nilai jual produk.

Apalagi benih yang digunakan sebagai bahan tanam bukanlah benih bersertifikat.

 Baca Juga: Banyak Manfaat Kacang Panjang yang Perlu Diketahui untuk Kesehatan dan Cara Tepat Mengolahnya

Hal ini diakibatkan kurangnya implementasi teknologi dalam praktek budidaya pertanian di Indonesia.

Selain masalah-masalah di atas, tentunya masih banyak masalah lain yang harus segera diselesaikan.

Penyelesaian permasalahan tersebut tentunya harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat yang terlibat, mulai dari petani hingga pemerintah.***

 

Editor: Mohammad Zaenul Fikron

Tags

Terkini

Terpopuler