Apa Warna Liturgi Malam Natal 2023? Ketahui Warna Liturgi Malam Natal dan Makna di Baliknya

24 Desember 2023, 09:30 WIB
100 Twibbon Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Desain Seru dan Lengkap! /Freepik

Portal Pati - Apa Warna Liturgi Malam Natal 2023? Ketahui Warna Liturgi Malam Natal dan Makna di Baliknya.

Dalam tradisi umat Nasrani, warna liturgi merupakan tanda siklus gereja dan peristiwa gerejawi.

Karena itu, setiap peristiwa besar dalam memiliki warna liturgi yang berbeda-beda, termasuk Natal.

Baca Juga: Terlengkap, Doa Akhir Tahun 2023 dan Awal Tahun 2024 bagi Umat Kristiani, Katolik dan Kristen Protestan

Mengutip buku Hari Raya Liturgi Sejarah oleh Rachman, warna liturgi biasanya mendominasi berbagai atribut dari peristiwa bersangkutan.

Sebut saja taplak altar, banner di dinding, spanduk, bendera, aksesori pakaian, bunga, dan sebagainya.

Ada lima dasar warna liturgi, yaitu putih, merah, hijau, ungu, dan hitam. Meski Natal identik dengan warna hijau dan merah, kedua warna itu bukanlah warna liturginya.

Lalu, apa warna liturgi malam Natal dan apa maknanya? Simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.

Baca Juga: Dana Terbatas! Ini Tips Liburan Hemat Akhir Tahun 2023 Tanpa Khawatir Bikin Kantong Jebol

Warna Liturgi Malam Natal

Mengutip situs J. Oliver Buswell Jr. Library, kalender gereja dimulai dengan Adven, empat hari Minggu sebelum Hari Natal.

Biru tua atau ungu menjadi warna liturgi untuk masa ini. Terkadang, merah muda juga dipakai untuk minggu ke-3.

Untuk musim Natal, dimulai dari malam Natal sampai Hari Natal, digunakan warna putih atau emas.

Warna liturgi Natal ini berlaku sampai Epifani, puncak perayaan masa Natal yang jatuh pada tanggal 6 Januari.

Dalam beberapa tradisi, warna tersebut terus dikenakan sampai hari Minggu sesudahnya.

Dijelaskan dalam buku Dasar-Dasar Liturgi oleh Komisi Liturgi, warna putih dipandang sebagai simbol kemuliaan, kemurnian, kebenaran mutlak, dan kejayaan yang penuh kemenangan.

Warna putih juga melambangkan kesucian dan terang yang tak terpadamkan.

Selama masa Natal, Sri Paus akan mengenakan jubah, singel, dan solideo (topi bulat) berwarna putih.

Berbagai ornamen di gereja pun didominasi dengan warna putih.

Selain Natal, warna putih juga dipakai dalam perayaan liturgi lainnya, misalnya pada masa Paskah, hari raya peringatan Tuhan Yesus, dan peringatan Santa Perawan Maria.

Setelah masa Natal selesai, umat Nasrani akan kembali ke masa biasa yang ditandai dengan warna liturgi hijau.

Hijau merupakan simbol ketenangan yang menyegarkan, melegakan, dan manusiawi.
Dalam masa biasa, orang Kristiani menghayati hidup dan rutinitasnya dengan penuh ketenangan terhadap sabda Allah.

Mereka juga akan menghayati harapan akan kasih Allah.

Masa biasa berlangsung sampai hari Selasa sebelum Hari Rabu Abu atau permulaan masa Prapaskah.

Pada masa Prapaskah, warna liturgi yang digunakan adalah ungu dan hitam.

Warna ungu merupakan simbol kebijaksanaan, keseimbangan, sikap hati-hati, dan wawas diri.

Itulah mengapa warna ini dipilih untuk ibadah tobat pada masa Prapaskah.

Selama masa ini, seluruh umat diundang untuk bertobat dan mempersiapkan diri menyambut Paskah.

Sedangkan, warna hitam melambangkan kegelapan, pengorbanan, kesedihan, dan kedukaan. Penggunaan warna ini tidak mutlak, biasanya diganti dengan warna ungu.***

Editor: Rahayu Tri Agustina

Tags

Terkini

Terpopuler