Mitos, Sejarah, Fakta dan Ritual di Malam Satu Suro Menurut Jawa dan Islam

- 30 Juni 2024, 08:32 WIB
ilustrasi keluarga Jawa yang sedang berada di rumah pada Malam Satu Suro, melakukan ritual dengan lilin dan persembahan, memperlihatkan suasana sakral dan misterius malam tersebut.
ilustrasi keluarga Jawa yang sedang berada di rumah pada Malam Satu Suro, melakukan ritual dengan lilin dan persembahan, memperlihatkan suasana sakral dan misterius malam tersebut. /Hafidz muhammad reza/Jurnal ngawi

Selain itu, ada juga aktivitas upacara kelompok seperti melakukan selametan khusus sepanjang satu minggu.

Sejarah penetapannya dicanangkan oleh Sultan Agung.

Di masa kerajaan Islam, kisaran 1628-1629, Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung mengalami kekalahan ketika menyerang Batavia.

Setelah kejadian itu, pasukan Mataram mulai terbagi menjadi beberapa keyakinan. Dari sini, Sultan Agung memotori pembuatan kalender tahun Jawa-Islam (penggabungan tahun Saka Hindu dengan Tahun Islam).

Di malam tahun baru tersebut (Malam 1 Suro), Sultan Agung akhirnya berhasil menciptakan kebudayaan Jawa di mana tidak boleh berbuat sembarangan, prihatin, dan tidak boleh berpesta.

Hal yang perlu dilakukan pada malam tersebut adalah menyepi, tapa, dan memohon kepada Tuhan. Dari sejarah tersebut, akhirnya Malam 1 Suro dianggap sakral.***

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah