Benarkah Kebanyakan Tidur Menjadi Pertanda Alami Depresi? Berikut Penjelasan Lengkapnya

- 2 Maret 2022, 03:55 WIB
Ilustrasi Benarkah Kebanyakan Tidur Menjadi Pertanda Alami Depresi? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Ilustrasi Benarkah Kebanyakan Tidur Menjadi Pertanda Alami Depresi? Berikut Penjelasan Lengkapnya /Pixabay/Sammy Sarder

Portal Pati - Pernahkah merasa bahwa kamu terlalu banyak tidur daripada biasanya? Hal ini mungkin merupakan tanda depresi.

Gangguan tidur dan depresi memang terlihat seperti dua hal yang berbeda, namun kedua bisa memiliki faktor pemicu serta gejala yang sama.

Bahkan, gangguan tidur dan depresi mungkin bisa diatasi dengan strategi pengobatan yang sama.

Baca Juga: Terlalu Sering Meeting Online Pakai Headset? Cek Begini Cara Mudah Cegah Gangguan Pendengaran

Gangguan tidur menjadi salah satu tanda umum dari depresi. Saat mengalami depresi, Kamu mungkin tidak bisa tidur atau justru tidur terlalu banyak.

Bagi orang yang menderita kelebihan tidur atau hipersomnia, hal ini sebenarnya merupakan gangguan medis.

Pada kebanyakan kasus depresi, kurang tidur atau insomnia adalah hal yang sangat umum.

Baca Juga: Lirik Hanya Dia yang Ada Diantara Jantung Hati, Lagu 'Pecah Seribu' Versi Akustik yang Viral Hingga FYP TikTok

Sebaliknya, penderita insomnia berisiko 10 kali lebih besar untuk mengalami depresi dibanding mereka yang tidur dengan nyenyak.

Depresi membuat penderita merasa sedih, kehilangan harapan, tidak bernilai, dan tidak berdaya.

Perasaan–perasaan ini menjadi intens, suasana hati yang depresi dan gejala fisik yang ditimbulkan dapat mencegah Kamu untuk menjalani Kehidupan yang normal.

Baca Juga: DB Asia dan Kancil BBK Raih Hasil Minor di Pekan Kedelapan, Berikut Klasemen Liga Futsal Profesional 2021

Gejala depresi lainnya termasuk :

  • merasa sangat sedih atau kosong
  • merasa tak punya harapan, tidak bernilai, atau bersalah
  • merasa sangat lelah dan lamban, atau cemas dan mudah marah
  • kehilangan kenikmatan dari banyak hal yang menyenangkan
  • kurang berenergi
  • sulit untuk fokus, berpikir, atau membuat keputusan
  • perubahan nafsu makan yang bisa menyebabkan perubahan berat badan
  • berkurangnya atau bertambahnya kebutuhan untuk tidur

Jika Kamu mengalami gejala-gejala di atas selama lebih dari dua minggu, Kamu sebaiknya menemui dokter untuk diagnosis yang tepat.

Baca Juga: Arti Hitungan Jawa 'Pancasuda' Menentukan Hari Baik untuk Memulai Usaha dengan Weton, Neptu dan Watak Hari

Mengapa terlalu banyak tidur berefek negatif?

Tentu, tidak semua orang terlalu banyak tidur merupakan tanda ia sedang mengalami depresi.

Kemungkinan penyebab kelebihan tidur lainnya termasuk penggunaan zat-zat tertentu, seperti alkohol dan beberapa obat-obatan.

Selain itu, beberapa orang justru ingin tidur lama. Namun, jika dibiasakan, terlalu banyak tidur bisa memicu risiko kesehatan lainya seperti berikut ini:

Baca Juga: Twibbon Harlah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Ke - 67, Berikut 12 Link Downloadnya

1. Diabetes

Orang yang terlalu banyak tidur atau kurang tidur berisiko tinggi terkena diabetes.

2. Obesitas

Kenaikan berat badan bisa diakibatkan oleh tidur berlebih.

Sebuah studi tentang kaitan antara tidur dan obesitas menunjukkan bahwa orang yang tidur selama 9 atau 10 jam setiap malamnya 21% lebih berisiko untuk mengalami obesitas.

3. Sakit kepala

Kamu mungkin pernah berpikir bahwa tidur yang lebih banyak akan membantu menghilangkan sakit kepala.

Namun, pada beberapa orang, tidur lebih lama di akhir pekan atau liburan bisa menyebabkan sakit kepala.

Terlalu banyak tidur bisa mempengaruhi keseimbangan kimiawi di otak yang bisa menyebabkan sakit kepala di pagi hari.

Baca Juga: Primbon Jawa: Cara Menghitung Hari Baik untuk Memulai Buka Usaha Baru Lewat Neptu, Weton dan Peruntungan Hari

4. Sakit punggung

Jika dahulu orang dengan sakit punggung sering diminta untuk lebih banyak beristirahat.

Namun, pengetahuan modern membuktikan bahwa solusi kuno ini salah dan justru bisa membuat kondisi Anda memburuk.

Para Dokter mungkin akan Menyarankan Anda untuk tidur tidak lebih banyak daripada biasanya, jika memungkinkan.

5. Depresi

Meskipun insomnia lebih banyak dikaitkan dengan depresi, daripada terlalu banyak tidur sebagai tanda depresi.

Namun, sekitar 15% penderita depresi justru terlalu banyak tidur.

Hal ini akhirnya akan membuat depresi mereka bertambah buruk, karena kebiasaan tidur yang teratur penting untuk proses pemulihan.

Baca Juga: Arti Bejo dalam Hitungan Jawa 'Pancasuda' Hari Baik untuk Memulai Usaha dengan Weton, Neptu dan Watak Hari

6. Kematian

Beberapa studi telah menemukan bahwa orang yang tidur 9 jam atau lebih di malam hari memiliki tingkat kematian yang secara lebih tinggi dibanding orang yang tidur selama 7-8 jam semalam.

Alasan spesifik untuk korelasi ini belum ditentukan, namun para peneliti menemukan bahwa depresi dan status sosial-ekonomi yang rendah juga memiliki kaitan dengan tidur lebih lama.

Mereka menafsirkan bahwa faktor-faktor ini bisa jadi berkaitan dengan peningkatan tingkat kematian yang diamati pada orang yang terlalu banyak tidur.***

Editor: Uswatun Khasanah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah