Wajib Tahu! Ini Manfaat dan Efek Samping Mengkonsumsi Susu Kedelai

- 30 Juni 2024, 11:00 WIB
Susu kedelai dikenal rendah lemak jenuh, sehingga menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan krim atau produk susu berlemak tinggi.
Susu kedelai dikenal rendah lemak jenuh, sehingga menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan krim atau produk susu berlemak tinggi. /pixabay.com/

Portal Pati - Susu kedelai diyakini memberi banyak manfaat bagi kesehatan.

Namun, di tengah banyaknya dukungan terhadap susu nabati ini, ada juga beberapa pakar yang mengatakan bahwa susu kedelai ternyata tidak sesehat yang kita kira selama ini.

Konon, pengolahan kacang kedelai menjadi minuman telah dilakukan sejak abad II di negeri Cina.

Baca Juga: Menyambut Bulan Muharram: Ini Amalan Sunah yang Dianjurkan di Malam Tahun Baru Islam 1 Muharram

Dari Negeri Tirai Bambu tersebut minuman ini kemudian berkembang ke Jepang dan ke negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.

Susu kedelai diunggulkan karena kadar protein dan asam amino yang terkandung di dalamnya hampir sama dengan susu sapi, bahkan susu kedelai memiliki keunggulan lain, yaitu tidak mengandung kolesterol sama sekali.

Kenyataan ini tentu saja menggembirakan para pelaku diet rendah lemak. Ada lagikah manfaat lainnya dari minuman berwarna putih kekuningan ini?

Baca Juga: Ini 4 Bacaan Doa untuk Orang Tua, Dibaca Selalu Setelah Salat Fardhu

1. Menghambat Osteoporosis

Osteoporosis atau keropos tulang dapat terjadi pada pria maupun wanita.

Namun, wanita mempunyai peluang untuk mengalaminya 4 kali lebih besar dibandingkan pria, khususnya bagi mereka yang telah mengalami menopause.

Pada masa menopause, hormon estrogen yang berfungsi untuk membantu penyerapan kalsium menurun kadarnya.

Untunglah ada susu kedelai yang mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang mirip dengan estrogen yang artinya dapat membantu mencegah osteoporosis.

2. Cegah Serangan Jantung & Stroke

Seperti halnya kacang tanah, jagung, dan bunga matahari, kedelai dan produk turunannya seperti susu kedelai, pun mengandung kadar lesitin yang tinggi.

Menurut berita yang dimuat dalam Biocontrol News and Information, Discover & Science News, lesitin memiliki sifat emulsif lemak.

Lemak yang mengendap di dalam jaringan tubuh, jika dibiarkan terus menumpuk, lama kelamaan akan menyebabkan berbagai penyakit seperti sakit jantung, dan stroke.

Konsumsi susu kedelai secara rutin, plus mengurangi asupan makanan berlemak, dapat mencegah risiko dua penyakit membahayakan tersebut.

3. Mengembalikan vitalitas

Ini masih berkaitan dengan kegunaan lesitin. Lesitin nabati, memiliki sifat superior sebagai peremaja sel, dibandingkan dengan lesitin dari sumber pangan hewani. Karena mampu meremajakan sel, itu berarti lesitin juga mampu menjaga dan mengembalikan vitalitas, serta memperkuat daya tahan tubuh.

4. Pengganti susu sapi

Salah satu alasan mengapa susu kedelai dianggap sebagai alternatif lain pemasok protein selain susu sapi adalah karena mutu protein susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi.

Protein eficiency ratio (PER) susu kedelai adalah 2,3 sedangkan PER susu sapi adalah 2,5. PER 2,3 artinya dalam setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan sebesar 2,3 gram.

Dengan demikian, semakin tinggi nilai PER mencerminkan semakin baik mutu protein tersebut.

5. Cocok bagi penderita intoleransi laktosa

Keunggulan lain susu kedelai adalah ketiadaan laktosa, sehingga susu ini cocok untuk dikonsumsi penderita intoleransi laktosa, yaitu seseorang yang tidak memunyai enzim laktase dalam tubuhnya.

Kontroversi Susu Kedelai

Ada manfaat, ada kerugian. Seperti keping mata uang yang saling berlawanan, demikian juga lah yang terjadi pada susu kedelai. Berikut ini beberapa fakta merugikan yang ditemukan oleh para ahli:

1. Efek Negatif Terhadap Janin

Sebuah penelitian yang dilakukan di Los Angeles, Amerika, mengungkapkan bahwa uji coba terhadap tikus hamil yang diberi senyawa fitoestrogen dan isoflavon ternyata berdampak buruk terhadap perkembangan janin. Hal serupa ditakutkan bisa terjadi juga pada manusia. Fakta yang sempat mengejutkan banyak orang tersebut didukung pula oleh pernyataan tim kesehatan dari Sinai Medical Center, dalam sebuah simposium internasional tahun 1999 yang khusus membahas peranan kedelai dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit kronis.

2. Pengaruhi Organ Reproduksi Jantan

Para ilmuwan di John Hopkins School of Public Health kembali melakukan penelitian mengenai pengaruh kedelai pada tikus hamil. Tikus-tikus tersebut diberi senyawa genistein – sebuah senyawa yang terdapat pada kedelai. Setelah melahirkan, ditemukan keganjilan pada anak-anak tikus jantan. Anak tikus jantan yang memiliki kandungan genistein tinggi (yang diturunkan oleh ibunya) ternyata memiliki kelenjar prostat yang lebih besar dan testis yang lebih kecil walau jumlah spermanya normal.

3. Berbahaya bagi kesuburan

Ada pula kabar tentang hasil penelitian Profesor Lynn Fraser dari King’s College London yang menyatakan bahwa genistein yang terkandung dalam kedelai bisa berdampak negatif terhadap kesuburan. Pendapat ini cukup sering dikutip, utamanya dalam artikel-artikel yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Katanya, genistein berpotensi menggagalkan pembuahan. Tes sudah dilakukan pada tikus maupun percobaan terhadap sel sperma di laboratorium.

4. Memblokir asupan mineral

Di dalam susu kedelai terdapat phytic acid atau phytates yang dapat menghalangi kemampuan tubuh menyerap beberapa mineral, di antaranya adalah magnesium, kalsium, dan zat besi.

Jadi, Apakah susu kedelai layak diminum rutin atau tidak? Sebagai bahan pertimbangan, dari situs seperti BBC, ABC Television, dan beberapa situs lain yang membahas soal susu kedelai, masih ada silang sengketa mengenai manfaat dan bahaya susu kedelai. Ada pakar kesehatan yang berpendapat, kalau memang kedelai memiliki dampak negatif yang cukup signifikan, seharusnya dampak tersebut sudah bisa terlihat dari sekarang. Mungkin lebih baik mengikuti kata pepatah – “Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik”. Tetapi, tentu saja keputusan ada di tangan Anda.

*** 

Editor: Uswatun Khasanah


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah