Waspada Kejang Demam Pada Anak! Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

- 7 Desember 2023, 14:40 WIB
 Ilustrasi Waspada Kejang Demam Pada Anak! Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Waspada Kejang Demam Pada Anak! Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya /Pexels/cottonbro

Portal Pati - Waspada Kejang Demam Pada Anak! Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya.

Kejang pada anak atau bisa disebut step pada anak adalah kondisi di mana otot-otot anak berkontraksi secara tiba-tiba dan tidak terkendali.

Kejang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan jenis kejang yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah kejang demam.

Baca Juga: Fakta Perahu Pinisi, Kapal Buatan Bulukumba yang Melegenda: Memiliki Makna Dua Kalimat Syahadat

Kejang pada anak adalah situasi yang serius, dan penting untuk mendapatkan bantuan medis jika anak mengalami kejang.

Namun, sebagai orangtua kita juga perlu ketahui lebih dalam bagaimana pertolongan pertama pada anak kejang jika dalam keadaan mendesak, seperti sedang berada di rumah.

Baca Juga: Viral di Media Sosial! Sekolah Dasar di Sidoarjo Jawa Timur Terapkan Mata Pelajaran Tidur Siang Wajib

Penyebab Kejang Pada Anak

Terjadinya kejang pada anak pastinya disebabkan oleh beberapa faktor. Perlu diketahui demam tinggi bisa jadi salah satu faktor penyebab utama terjadinya kejang pada seseorang, terutama anak.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan lengkap berikut ini tentang apa penyebab kejang pada anak secara umum:

Kejang Demam: Kejang demam adalah jenis kejang yang paling umum pada anak-anak. Ini terjadi ketika suhu tubuh anak naik secara cepat akibat demam. Kejang ini umumnya tidak berbahaya dan biasanya terjadi pada anak-anak yang rentan terhadap kejang ketika demam naik dengan cepat. Namun, kejang demam masih perlu diperlakukan dengan serius dan diawasi oleh tenaga medis.

Epilepsi: Epilepsi adalah gangguan neurologis yang menyebabkan kejang berulang. Ini dapat terjadi karena gangguan aktivitas listrik di otak. Kejang epilepsi bisa berbeda-beda dalam bentuk dan tingkat keparahan.

Gangguan Metabolik: Beberapa gangguan metabolik seperti gangguan metabolisme gula darah, gangguan aliran darah ke otak, atau gangguan elektrolit (seperti rendahnya kadar natrium atau kalsium) dapat menyebabkan kejang pada anak.
Infeksi: Infeksi seperti ensefalitis (peradangan otak), meningitis (peradangan selaput otak), atau infeksi lain pada otak atau sistem saraf dapat memicu kejang.

Baca Juga: Ketahui 7 Fakta Menarik Kapal Pinisi: Warisan Budaya Kebanggaan Bangsa Indonesia UNESCO

Cedera Kepala: Cedera kepala parah atau cedera otak lainnya dapat mengakibatkan kejang, terutama jika ada kerusakan pada bagian otak yang mengatur aktivitas.
Gangguan Neurologis Lainnya: Beberapa gangguan neurologis lain, seperti kelainan perkembangan otak atau kelainan genetik, juga dapat menyebabkan kejang pada anak.

Toksin atau Racun: Paparan terhadap zat-zat beracun atau toksin, seperti racun serangga atau zat kimia berbahaya, juga bisa menyebabkan kejang pada anak.
Setiap anak mungkin memiliki penyebab yang berbeda-beda, dan diagnosa akurat memerlukan evaluasi oleh tenaga medis. Jika anak Anda mengalami kejang, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis untuk menentukan penyebab dan tindakan yang tepat.

Gejala Kejang Pada Anak

Gejala kejang pada anak bisa bervariasi tergantung pada jenis kejang dan faktor penyebabnya.

Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin terjadi saat anak mengalami kejang:

Kehilangan Kesadaran: Anak mungkin tiba-tiba kehilangan kesadaran dan tidak merespons rangsangan atau suara.

Gerakan Tidak Terkendali: Kebanyakan kejang melibatkan gerakan otot yang tidak terkendali. Ini bisa berupa gerakan tiba-tiba dan repetitif pada lengan, kaki, atau seluruh tubuh.

Baca Juga: 20 Soal PAS Pendidikan Agama Kristen Kelas 7 SMP Semester 1 Tahun 2023 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban

Kekakuan Tubuh: Beberapa jenis kejang dapat menyebabkan tubuh menjadi kaku atau kaku. Anak mungkin terlihat membeku dalam posisi tertentu.

Menggigit Lidah atau Berbusa di Mulut: Pada beberapa kasus, anak mungkin menggigit lidahnya atau mulutnya saat kejang, yang bisa menyebabkan terjadinya luka.

Wajah Berubah Warna: Wajah anak bisa menjadi pucat atau kebiruan selama kejang.

Mengompol: Beberapa anak mungkin mengalami inkontinensia urin atau tinja selama kejang.

Perubahan Responsivitas: Setelah kejang berakhir, anak mungkin mengalami kebingungan, kantuk berlebihan, atau sulit untuk pulih dari keadaan tidak sadar.

Pupil Membesar: Pada beberapa kasus, pupil mata bisa membesar saat kejang terjadi.
Perubahan Emosi atau Perilaku: Anak bisa menunjukkan perubahan emosi atau perilaku yang tidak biasa sebelum atau setelah kejang.

Baca Juga: Viral di Media Sosial! Sekolah Dasar di Sidoarjo Jawa Timur Terapkan Mata Pelajaran Tidur Siang Wajib

Nafas Terganggu: Beberapa anak mungkin mengalami nafas yang tidak teratur atau berhenti sejenak selama kejang.

Muntah atau Lendir Berlebih: Selama kejang, anak mungkin mengeluarkan muntah atau lendir berlebihan dari mulut.

Tremor atau Getaran: Gerakan gemetar atau getaran pada tubuh atau anggota tubuh tertentu bisa terjadi selama kejang.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Kado untuk Bayi yang Baru Lahir Perempuan dan Laki-laki, yang pasti Bermanfaat dan Berguna

Cara Mengatasi Kejang Pada Anak

Mengatasi kejang pada anak memerlukan tindakan yang tepat dan cepat. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda ambil jika anak mengalami kejang:

Pertahankan Ketenangan: Pertama-tama, cobalah tetap tenang. Kejang bisa sangat menakutkan, tetapi penting untuk tetap tenang agar Anda dapat memberikan bantuan yang efektif.

Amankan Area Sekitar: Pastikan anak berada di tempat yang aman, jauhkan benda-benda tajam atau keras yang bisa melukainya.

Posisikan Anak dengan Benar: Letakkan anak dalam posisi miring dengan kepala sedikit dimiringkan agar lendir atau muntahan tidak menghalangi saluran napas. Ini membantu mencegah aspirasi dan menjaga aliran udara yang baik.

Baca Juga: Viral Sempat Disebut Gibran, Ini Perbedaan Asam Folat dan Asam Sulfat, Penyebutan Mirip Tapi Beda Makna

Jangan Coba Menahan Gerakan: Jangan mencoba menahan gerakan anak selama kejang. Biarkan kejang berlangsung dan amankan area sekitarnya.

Catat Durasi Kejang: Catat berapa lama kejang berlangsung. Durasi kejang lebih dari 5 menit atau kejang berulang dalam waktu singkat adalah tanda darurat dan memerlukan perhatian medis segera.

Jangan Masukkan Benda ke dalam Mulut: Jangan coba memasukkan benda ke dalam mulut anak. Mitos bahwa orang bisa menelan atau menggigit lidah saat kejang adalah salah.

Tidak Perlu Dimandikan Air Dingin: Hindari memberikan anak air dingin atau mandi air dingin untuk menghentikan kejang. Ini tidak efektif dan bahkan dapat menyebabkan masalah lain.

Pertahankan Pengamatan: Amati gejala kejang dengan saksama, karena informasi ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyebabnya.

Hubungi Bantuan Medis: Jika kejang pertama kali terjadi atau kejang berlangsung lebih dari beberapa menit, segera hubungi bantuan medis atau bawa anak ke unit gawat darurat.

Jika Anak Berhenti Bernapas: Jika anak berhenti bernapas, lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) sesuai panduan yang diberikan oleh tenaga medis atau otoritas kesehatan setempat.

Baca Juga: Jangan Tertukar! Ini Perbedaan Asam Folat dan Asam Sulfat, Satu Bermanfaat Satu Lagi Berbahaya

Ingatlah bahwa setiap kejang bisa berbeda dan memberikan dukungan medis adalah hal yang sangat penting.***

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x