Hal ini dikarenakan tubuh kehilangan waktunya untuk mencerna makanan yang masuk ke dalamnya dengan baik.
Akibatnya, perut akan membuncit dan kemungkinan berat badan naik juga akan terjadi.
Kerongkongan terasa terbakar dan mulut terasa pahit. Ini terjadi karena adanya proses refluks asam lambung, atau saat makanan yang seharusnya berada di lambung, namun berbalik ke kerongkongan bersamaan dengan asam lambung.
Meningkatnya asam lambsung juga akan mengakibatkan sensasi panas di dada. Saat tidur, tubuh dipaksa bekerja lebih keras untuk memproses makanan.
Di samping beresiko terkena penyakit maag, kegiatan tidur setelah sahur juga beresiko terkena stroke.
Sebuah penelitian mengatakan, seseorang yang mempunyai jeda lebih panjang antara makan dan tidur, resiko terkenan stroke rendah.
Hal tersebut juga berarti, bila jeda antara makan dan tidur lebih pendek, maka resiko gangguan stroke lebih tinggi.