Hukum Melaksanakan Sholat Rebo Wekasan Dalam Islam, Jangan Asal Melakukan

19 September 2022, 23:24 WIB
Hukum Melaksanakan Sholat Rebo Wekasan Dalam Islam, Jangan Asal Melakukan /ilustrasi/Pexels/Alena Darmel

Portal Pati - Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan merrupakan hari Rabu terakhir di bulan Sapar atau pada Kalender Jawa. 

Di dalam Rebo Wekasan terdapat banyak ritual-ritual atau musibah-musibah yang diasumsikan pada hari tersebut.

Termasuk yang sering ramai diperbincangkan adalah ritual shalat Rebo wekasan, sebagian masyarakat banyak yang menerima dan banyak juga yang menolaknya.

Baca Juga: PDF DOC Soal dan Kunci Jawaban PTS UTS Pendidikan Agama Kristen Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Tahun 2022

Lantas, bagaimana pandangan fiqih Islam mengenai hukum shalat Rebo wekasan?

Pada dasarnya, tidak ada nash sharih yang menjelaskan anjuran shalat Rebo wekasan.

Maka dari itu, bila shalat Rebo wekasan diniati secara khusus, misalkan “aku niat shalat Shafar”, “aku niat shalat Rebo wekasan”, maka tidak sah dan haram. Hal ini sesuai dengan prinsip kaidah fiqih:

والأصل في العبادة أنها إذا لم تطلب لم تصح

Artinya: “Hukum asal dalam ibadah apabila tidak dianjurkan, maka tidak sah.” (Syekh Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfah al-Habib Hasyiyah ‘ala al-Iqna’, juz 2, hal. 60).

Baca Juga: Kumpulan Soal dan Kunci Jawaban PTS UTS Prakarya Kelas 8 SMP MTs Kurikulum Merdeka Lengkap dan Terbaru 2022

Atas pertimbangan tersebut, para ulama mengharamkan shalat Raghaib di awal Jumat bulan Rajab, shalat nishfu Sya’ban, shalat Asyura’ dan shalat kafarat di akhir bulan Ramadhan, sebab shalat-shalat tersebut tidak memiliki dasar hadits yang kuat.

Ditegaskan dalam kitab I’anah al-Thalibin:

قال المؤلف في إرشاد العباد ومن البدع المذمومة التي يأثم فاعلها ويجب على ولاة الأمر منع فاعلها صلاة الرغائب اثنتا عشرة ركعة بين العشاءين ليلة أول جمعة من رجب وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة وصلاة آخر جمعة من رمضان سبعة عشر ركعة بنية قضاء الصلوات الخمس التي لم يقضها وصلاة يوم عاشوراء أربع ركعات أو أكثر وصلاة الأسبوع أما أحاديثها فموضوعة باطلة ولا تغتر بمن ذكرها اه

Artinya: “Sang pengarang (syekh Zainuddin al-Malibari) berkata dalam kitab Irsyad al-‘Ibad, termasuk bid’ah yang tercela, pelakunya berdosa dan wajib bagi pemerintah mencegahnya, adalah shalat Raghaib, 12 Rakaat di antara maghrib dan Isya’ di malam Jumat pertama bulan Rajab, shalat nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, shalat di akhir Jumat bulan Ramadhan sebanyak 17 rakaat dengan niat mengganti shalat lima waktu yang ditinggalkan, shalat hari Asyura sebanyak 4 rakaat atau lebih dan shalat ushbu’. Adapun hadits-hadits shalat tersebut adalah palsu dan batal, jangan terbujuk oleh orang yang menyebutkannya.” (Syekh Abu Bakr bin Syatha, I’anah al-Thalibin, juz 1, hal. 270).

Baca Juga: Kumpulan Soal dan Kunci Jawaban PTS UTS TIK Kelas 8 SMP MTs Kurikulum Merdeka Lengkap dan Terbaru 2022

Jika shalat Rebo wekasan dianggap salat sunah yang mutlak, para ulama hanya berbeda pendapat dalam hal ini.

Menurut Hadratussyek, KH Hasyim Asy`ari adalah haram. Dalam pandangannya, rekomendasi sholat sunnah mutlak yang dibuat berdasarkan hadits shahih hanya berlaku untuk sholat yang ditentukan, dan karenanya tidak berlaku untuk sholat rebo akhir.***

Editor: Ahmad Fitrianto

Tags

Terkini

Terpopuler