Berikut adalah teks khutbah Jumat Hari Santri Nasional 2023 yang dapat dijadikan sebagai rujukan bagi khatib dalam menyampaikan khutbah Jumat tentang Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2023.
Contoh teks naskah khutbah Jumat tentang Hari Santri ini disusun oleh KH. A. Musta’in Syafi’i yang dilansir KabarLuamjang.com dari tebuireng.online dengan judul Ruh Indonesia adalah Santri.
Khutbah Jumat Hari Santri Nasional 2023 terbaru, singkat, padat dan lengkap
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَلِلهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىآلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ . اِتَّقُوْ اللهَ ,اِتَّقُوْ اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُبِاللهمِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ,وَلَمَّا بَرَزُوا لِجالُوتَ وَجُنُودِهِ قالُوا رَبَّنا أَفْرِغْ عَلَيْنا صَبْراً وَثَبِّتْ أَقْدامَنا وَانْصُرْنا عَلَى الْقَوْمِ الْكافِرِينَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.
Pemerintah telah meresmikan 22 Oktober sebagai hari santri. Sebuah penghormatan bagi kaum santri, meskipun penamaan itu banyak pihak yang kurang berkenan karena dianggap kurang akomodatif, kurang representatif terhadap non-santri yang ikut berjuang.
Sehingga penamaan yang universal adalah dengan hari resolusi jihad. Apapun yang ada, kita hanya bisa memetik hikmah dari perjuangan-perjuangan para kyai dan ulama memperjuangkan agama Islam di negeri tercinta ini.
Ada baiknya kita memutar mundur arah jarum jam untuk bercermin dan meneladani para pejuang santri masa lalu. Sebagai ibrah untuk langkah kita kedepan yang lebih dinamis dan lebih islami.
Baca Juga: Jelang Peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023, Berikut Isi Ikrar Santri Indonesia HSN 2023
Dialah berjuluk Pangeran Diponegoro, yang nama aslinya adalah Abdul Hamid Ontowiryo, ternyata tidak sekedar pejuang kemerdekaan yang handal. Beliau adalah mursyid thariqah naqsabandiyah.