Sebagai mursyid tidak hanya memimpin wiridan dan rutinan di masjid. Tapi memberikan pencerahan, bukti nyata, dan sumbangsih yang nyata untuk negeri ini. Sehingga di setiap gerilyanya, Abdul Hamid Ontowiryo ini ditangannya lekat dengan mushaf al Quran dan tasbih.
Perjuangan (Diponegoro) melawan Belanda sangat lama, mulai tahun 1825 – 1830, 5 tahun non-stop. Sehingga pemerintah Belanda waktu itu betul-betul kalang kabut, keuangan negara habis untuk membiayai perang melawan Diponegoro. Baru kali itu Belanda hutang sampai ke luar negeri. Keputusan terakhir ditangkap.
Lalu menjadi sebuah ikon kemiliteran di Jawa Tengah. Jika kita melihat di museum beliau, yang tersisa di kamar Diponegoro adalah satu, mushaf al Quran karena dulu dipakai nderes ngaji di tengah-tengah angkat senjata.
Dua, tasbih karena memang beliau seorang mursyid tariqat naqsabandiyyah. Tiga, kitab Fathul Qorib karena beliau memang seorang madzhab Syafi’i. Itu artinya negeri ini bukan didirikan oleh Thogut, tapi oleh mursyid tariqah.
Berikutnya kita kenal Ki Hajar Dewantara, Suwardi Suryadiningrat. Ternyata beliau adalah santri yang hebat, cerdas, dan nyantri di pesantren kyai Sulaiman Zainuddin di daerah Prambanan.
Sebagai santri yang betul mendidik dan membentuk dirinya ‘pribadi yang taat’ bukan Taat Pribadi. Untuk itu, Suwardi Suryaningrat ini mampu memadukan ajaran-ajaran filosofis yang diramu dengan kisi-kisi sufistik sehingga menjadi sebuah idiom di maqolah yang sangat berharga : panduan bagi orang pemimpin, panduan bagi orang pendukung dan panduan bagi pengikut. “ing ngarsa sung tulada, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”.
Tidak mungkin, orang tidak mempunyai ilmu yang mendalam. Dengan renungan sufistik yang hebat mampu mengeluarkan kata bijak seperti itu. Sekali lagi, negeri ini didirikan oleh ulama-ulama yang handal.
Yang lebih menakjubkan adalah keturunan Belanda yang membelot. Dia bernama Douwes Dekker, nama Jawa-nya Danudirjo Setiabudi. Leluhurnya adalah seorang Belanda, keluarga Belanda yang elit.
Baca Juga: Lirik Lagu Mars Hari Santri Nasional Diperingati 22 Oktober 2023, Lagu Wajib Peringatan HSN 2023