Tradisi Megengan dalam Menyambut Ramadhan: Living Qur'an sebagai Kearifan Lokal Menyemai Islam di Jawa

- 25 Februari 2024, 15:05 WIB
Puluhan pedagang Pasar Legi Parakan Temanggung adakan kegiatan Selametan doa bersama berharap pandemi segera berakhir
Puluhan pedagang Pasar Legi Parakan Temanggung adakan kegiatan Selametan doa bersama berharap pandemi segera berakhir /ARAHKATA/ANTARA

Portal Pati - Tradisi Megengan dalam Menyambut Ramadhan: Living Qur'an sebagai Kearifan Lokal Menyemai Islam di Jawa.

Megengan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Demak, Jawa Tengah. Tradisi megengan dilaksanakan sebagai penanda detik-detik datangnya bulan Ramadhan.

Pada saat menyambut datangnya bulan Ramadhan ribuan warga memadati seputar alun-alun Demak untuk ikut meramaikan tradisi megengan atau tradisi penanda detik-detik datangnya Bulan Ramadhan.

Baca Juga: Menilik Makna di Balik Tradisi Megengan di Jawa Tengah dan Timur

Pada saat menjelang datangnya bulan Ramadhan tersebut masakan dan minuman khas Demak yang dijajakan di sekitar alun-alun Demak, sepertii sate keong, lontong lodeh, nasi ndoreng, pecel bakwan, beer pletog dan setup pisang.

Yang menarik pada tradisi megengan adalah bahwa berbagai makanan dijual oleh para pedagang dadakan.

Penjual yang demikian sebelumnya tidak pernah membuka warung, maupun berjualan makanan, namun begitu ada tradisi megengan mereka berjualan di sekitar alun-alun. Mereka menjajakan masakan dengan menu-menu khas yang jarang dijumpai di hari-hari biasa.

Baca Juga: Apa yang dimaksud dengan Megengan? Mengenal 'Megengan', Tradisi Masyarakat Jawa Menyambut Bulan Ramadhan

Warga yang menjadi pedagang dadakan itu mengaku bahwa mereka bukan semata mencari untung, namun mereka melakukannya untuk memeriahkan acara megengan yang menjadi tradisi menyambut Ramadhan di Kota Demak.

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x