Network
Portal Pati - Khitan menjadi amalan yang wajib dilakukan oleh umat muslim, bahkan ini sudah disyariatkan jauh sebelum Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW. Di dalam sebuah riwayat menyebutkan jika Nabi Ibrahim AS yang diutus oleh Allah SWT untuk diberi syariat khitan.
Mungkin sebagian besar kita sudah mengetahui kalau setiap laki-laki muslim wajib melakukan khitan, di mana bagian atas kulit kemaluan dipotong. Biasanya orang tua akan mengkhitan putranya saat masih anak-anak atau setelah baligh. Nah, di bawah ini ada pembahasan lengkap tentang doa Walimatul Khitan beserta terjemahan dan hukumnya. Simak yuk!
Baca Juga: 10 Ayat Al-Quran Tentang Sikap Sabar Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Apa Sejarah Khitan dalam Islam?
Jika kita melihat ke sejarah pelaksanaan Khitan, Nabi Ibrahim AS menjadi manusia pertama di bumi yang melakukannya atas perintah Allah SWT serta dengan memakai kapak. Nabi Ibrahim AS tetap melakukannya walaupun usianya saat itu sudah 80 tahun.
Ibnu Qayyim dalam Tuhfatul Al-Maudud kemudian mengatakan jika Ishaq AS dan Ismail AS, dua anak lelaki dari Nabi Ibrahim AS juga dikhitan. Keduanya dikhitan saat Ismail berusia 13 tahun, sedangkan Ishaq berumur 7 hari.
Syariat ini selanjutnya dijalankan ke anak cucu dari Nabi Ibrahim AS sampai dengan datangnya Muhammad SAW sebagai utusan terakhir. Perintah untuk melakukan khitan bagi laki-laki muslim secara khusus tercantum dalam beberapa hadits. Salah satunya menyebutkan :
“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Lima dari fitrah: memotong bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (HR Jama’ah).
Doa Walimatul Khitan
Setiap dilakukannya khitan selalu ada doa yang mengiringi. Doa ini ditujukan pada anak laki-laki yang sedang berkhitan supaya bisa mendapat keberkahan serta kebaikan dari Allah SWT. Bacaan doa walimatul khitan yaitu sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ هَذِهِ سُنَّتُكَ وَسُنَّةُ نَبِيِّكَ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَاتِّبَاعٌ مِنَّا لِنَبِيِّكَ، بِمَشِيْئَتِكَ وَإِرَادَتِكَ وَقَضَائِكَ لِأَمْرٍ أَرَدْتَهُ وَقَضَاءٍ حَتَمْتَهُ، وَأَمْرٍ أَنْفَذْتَهُ، وَأَذَقْتَهُ حَرَّ اْلحَدِيْدِ فِيْ خِتَانِهِ وَحِجَامَتِهِ بِأْمْرٍ أَنْتَ أَعْرَفُ بِهِ مِنِّيْ
