Network
Portal Pati - Akhir -akhir ini masyarakat dibuat bingung dengan fenomena iklim yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia yaitu hujan di bulan Juni.
Biasanya, bulan Juni merupakan musim kemarau dimana sangat jarang terjadi hujan.
Namun, bulan Juni 2022 masih terjadi hujan di sebagian wilayah Indonesia sehingga masyarakat dibuat heran terkait kondisi tersebut.
Dilansir dari laman BMKG, hal ini terjadi akibat menguatnya intensitas fenomena La Nina.
Fenomena La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. El Nino merupakan suatu kondisi dimana terjadi terlambatnya musim penghujan.
Lantas, kapan musim kemarau akan berlangsung jika pada bulan Juni masih terjadi hujan?, Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Berdasarkan BMKG, menurutnya kondisi La Nina akan melemah hingga netral pada periode Juli, Agustus, dan September 2022. Di sisi lain, monsun Asia memperlihatkan kondisi aktif dan diperkirakan masih akan begitu sampai Dasarian I Juni 2022.
Dasarian adalah satuan waktu meteorologi yang bermakna 10 hari. Data dasarian atau decade dalam bahasa Inggris diperoleh tiap satu dan 10 hari. Decade tidak sama dengan dekade dalam bahasa Indonesia yang berarti 10 tahun.
Monsun Asia diperkirakan akan melemah atau tidak aktif saat Dasarian II Juni 2022 dan Dasarian III Juni 2022. Marlin melanjutkan, kondisi tersebut berarti potensi pembentukan awan di wilayah utara Indonesia pada dasarian I Juni 2022 masih cukup besar.
Baca Juga: Ucapan Selamat Atas Pernikahan, Link Template Postingan Feed Story IG, Cocok Untuk Teman dan Sahabat
Pada Juni-Agustus 2022, BMKG memperkirakan munculnya kekuatan angin lapisan sebesar 850 milibar (mb). Hal itu berarti monsun Australia akan aktif dan mendominasi semua wilayah Indonesia. Angin ini akan mempengaruhi pertumbuhan awan hujan di Indonesia.
"Hal ini berarti potensi seluruh pertumbuhan awan-awan hujan akan berkurang, yang berarti juga bahwa musim kemarau akan tiba di sebagian besar wilayah Indonesia," ungkap Marlin.***
