Masih Ada! Ini 8 Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Nusantara, Namun Penuh Makna dan Filosofi

- 25 September 2023, 08:25 WIB
contoh teks MC peringatan Maulid Nabi 2023 di Masjid dan Sekolah
contoh teks MC peringatan Maulid Nabi 2023 di Masjid dan Sekolah /freepik.com

Panjang Jimat

Panjang Jimat adalah tradisi Maulid Nabi di Keraton Cirebon. Upacara dihadiri ribuan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah. Mereka sengaja datang ke 3 keraton hanya untuk menyaksikan proses upacara.

Peringatan Maulid Nabi juga turut digelar di makam Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Di makam tersebut juga dipadati oleh ribuan orang yang sengaja ingin menghabiskan waktu pada malam Maulid Nabi.

Upacara panjang jimat merupakan puncak acara peringatan Maulid Nabi di 3 keraton. Di keraton Kanoman, upacara digelar sekira pukul 21.00 WIB yang ditandai dengan 9 kali bunyi lonceng Gajah Mungkur yang berada di gerbang depan keraton. Suara lonceng tersebut merupakan tanda dibukanya upacara panjang jimat.

Di Keraton Kanoman, prosesi panjang jimat juga diisi dengan arak-arakan kirab yang membawa berbagai benda pusaka milik keraton dari Bangsal Prabayaksa menuju Masjid Agung Kanoman. Prosesi itu dipimpin oleh Pangeran Patih Keraton Kanoman.

Baca Juga: Lirik Mahalul Qiyam Lengkap dengan Fahtazal Arsyu Tulisan Arab dan Latin, Sholawat Ketika Momen Maulid Nabi

Grebeg Maulud

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Grebeg Mulud. Kata 'gerebeg' artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Puncak peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati dengan penyelenggaraan upacara Grebeg Maulud.

Puncak dari upacara ini adalah iringan gunungan yang dibawa ke Masdjid Agung. Setelah di masjid diselenggarakan doa dan upacara persembahan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagian gunungan dibagi-bagikan pada masyarakat umum dengan jalan diperebutkan.

Bagian-bagian dari gunungan ini umumnya dianggap akan memperkuat tekad dan memiliki daya tuah, terutama bagi kaum petani. Mereka akan menanamnya di lahan persawahan untuk memperkuat doa agar lahannya menjadi subur dan terhindar dari berbagai hama perusak tanaman.

Halaman:

Editor: Uswatun Khasanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah