4 Versi Legenda Sejarah Nasi Gandul, Kuliner Khas Kabupaten Pati Bumi Mina Tani yang Melegenda

17 Juli 2022, 10:29 WIB
4 Versi Legenda Sejarah Nasi Gandul, Kuliner Khas Kabupaten Pati Bumi Mina Tani yang Melegenda /kuliner pati/portal pati

Portal Pati - Nasi Gandul atau Sego Gandul (bahasa Jawa: Sega gandhul) adalah masakan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah, Indonesia yang sepintas mirip dengan Semur Daging dan Gulai.

Nasi gandul sepintas mirip dengan perpaduan soto dan gule, berupa daging yang dengan kuah yang berwarna kecoklatan dengan rasa gurih manis

Nasi Gandul merupakan kuliner khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, jalan pantai utara Jawa).

Baca Juga: Tips Hadapi Musim Penghujan Juli 2022 yang Tak Menentu, Agar Aktivitas Lancar dan Tetap Sehat Bugar

Daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah Desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati.

Desa Semampir/Sebelah timur dari Desa Gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati tetap menuliskan kata Desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka.

Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.

Baca Juga: RILIS! Trail Dual Purpose Keluaran Suzuki 150cc 200cc, Sudahkah Masuk Ke Pasar Indonesia? Simak Spesifikasinya

Warung Nasi Gandul yang lama berdiri dan dipercaya masyarakat Pati adalah Warung Nasi Gandul Pak Meled.

Meled mengaku warung nasi gandul miliknya tersebut awalnya dijalankan oleh orang tuanya sejak tahun 1955.

Diawali dengan berjualan secara keliling kampung hingga akhirnya diwariskan kepadanya dan memiliki tempat menetap untuk berjualan.

Terdapat banyak versi tentang asal-usul nama nasi gandul tersebut.

Baca Juga: Mengenal Urban Farming Beserta Contoh Penerapannya di Perkotaan, Salah Satunya Metode Hidroponik

Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli.

Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain.

Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.

Baca Juga: Review Lengkap Trail Dual Purpose Keluaran Suzuki, Sudahkah Masuk Ke Pasar Indonesia? Simak Spesifikasinya

Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah.

Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).

Versi Ketiga, dahulu penjual nasi gandul kepala nya botak dan dagangan nasi tersebut dipikul oleh 2 orang dengan kepala botak. sehingga seperti gondal gandul.

Oleh sebab itu, pembeli menyebutnya sebagai nasi gandul.

Baca Juga: Siap Tantang Honda Beat dan Vario, Kymco Luncurkan Skutik 150 cc 2023 Terbaru, Simak Spesifikasi dan Fiturnya

Versi Keempat, asal-usul Nasi Gandul ini bisa jadi humor warga Pati saja. Diceritakan pada mulanya, penjual Nasi Gandul yang seorang pria menjajakan dagangannya dengan berkeliling.

Umumnya mereka memakai sarung. Nah, ketika penjual tersebut duduk dan melayani pembeli, sarung penjual tersebut tersingkap dan kelihatan alat kelaminnya yang “gondal-gandul”. Kemudian, sejak saat itu orang menyebut nasi itu adalah nasi gandul.

Makanan ini sepintas mirip dengan Soto Betawi dan Soto tangkar yang dijual di seputaran daerah Jakarta, Soto Padang yang dijual di seputaran daerah Kota Padang, serta Soto Bandung yang dijual di seputaran daerah Kota Bandung.***

Editor: Uswatun Khasanah

Tags

Terkini

Terpopuler